KETIK, HALMAHERA SELATAN – Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) akan segera meluncurkan Festival Saruma pada Desember 2025 mendatang.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Disparbud Halmahera Selatan (Halsel) Ali Dano Hasan, pada Senin, 3 November 2025.
Menurut Ali, Festival Saruma merupakan agenda strategis pengembangan pariwisata berbasis budaya lokal yang dikembangkan secara kolaboratif dan berorientasi pada nilai-nilai edukatif.
“Festival ini bukan sekadar acara seremonial, tapi bagian dari upaya ilmiah dalam memperkuat identitas budaya daerah,” ujar Ali.
Ia menjelaskan, pada peluncuran nanti, masyarakat akan disuguhkan beberapa kegitan, salah satunya karnaval yang menampilkan ekspresi seni, pakaian adat, serta tradisi khas masyarakat Saruma.
“Kami ingin menghadirkan ruang yang interaktif di mana budaya menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran sosial,” kata Ali.
Ali menyebut, Festival Saruma bukan satu-satunya kegiatan budaya yang akan dijalankan oleh Disparbud. Ada pula sejumlah festival lain seperti Festival Marabose, Festival Kuliner Tradisional, dan beberapa festival tambahan lainnya yang saat ini masuk dalam perencanaan.
Namun, Ali menegaskan bahwa seluruh kegiatan tersebut masih bergantung pada dukungan anggaran daerah (APBD) sebagai sumber pendanaan utama.
“Kita tetap realistis, karena pelaksanaan festival masih ditopang anggaran daerah. Namun ke depan, kami akan mengupayakan agar kegiatan ini bisa memperoleh dukungan dari pemerintah pusat,” jelasnya.
Ali menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi awal dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengusulkan Festival Saruma dan beberapa festival lainnya.
“Respons dari kementerian sangat positif. Mereka menyambut baik semangat Halmahera Selatan dalam membangun pariwisata berbasis budaya,” tuturnya.
Selain itu, sayembara logo Festival Saruma juga telah rampung dan pemenangnya akan diumumkan bersamaan dengan kegiatan launching nanti.
“Logo ini bukan hanya simbol visual, tetapi representasi ilmiah tentang konsep kebudayaan Saruma yang menekankan nilai kolaborasi, kebersamaan, dan kearifan lokal,” ungkap Ali.
Dengan dukungan masyarakat, pemerintah daerah, dan potensi kerja sama dengan kementerian, Festival Saruma diharapkan menjadi ruang transformasi budaya dan ekonomi kreatif yang mampu memperkuat citra Halmahera Selatan sebagai daerah kaya nilai historis dan seni tradisional.
“Kami ingin agar setiap festival di Halsel memiliki arah pembangunan yang berkelanjutan. Bukan hanya untuk hiburan, tetapi sebagai instrumen ilmiah dalam menjaga keberlanjutan identitas daerah,” pungkas Ali.
