Dulu Musuh di Medan Tempur, Kini Prabowo Sambut Timor Leste Jadi Anggota ASEAN

27 Oktober 2025 11:14 27 Okt 2025 11:14

Thumbnail Dulu Musuh di Medan Tempur, Kini Prabowo Sambut Timor Leste Jadi Anggota ASEAN
Presiden Indonesia, Prabowo Subianto (dua dari kanan) dan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao (dua dari kiri) dalam KTT ASEAN-Amerika Serikat, yang digelar sesaat setelah resmi bergabunganya Timor Leste ke dalam ASEAN. (BPMI Setpres)

KETIK, SURABAYA – "Lebih mudah masuk surga daripada masuk ASEAN". Begitu kata Presiden Ramos Horta pada awal Agustus 2025 lalu saat menceritakan proses negaranya masuk ke organisasi regional negara-negara Asia Tenggara tersebut.

Betapa tidak. Timor Leste harus menunggu selama hampir 15 tahun untuk bisa diterima masuk sebagai anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

Dan kini, setelah melalui proses penantian panjang nan berliku, Timor Leste akhirnya bisa resmi bergabung ke dalam ASEAN. Bergabungnya negeri berjuluk Timor Loro Sae itu ditandai dengan persetujuan dan tanda tangan dari para kepala negara di KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur pada Minggu, 26 Oktober 2025 kemarin.

Nampak, Presiden Prabowo berdiri ikut menandatangani deklarasi tersebut, bersebelahan dengan Hun Manet, Perdana Menteri Kamboja yang sama-sama berlatar belakang militer.

Sejarah berputar dengan cara yang tak terduga. Presiden Prabowo Subianto, yang pada masa mudanya pernah terlibat dalam operasi militer Indonesia di Timor Timur di era 1970-an, kini justru menjadi salah satu pemimpin Asia Tenggara yang menandatangani deklarasi bergabungnya Timor Leste ke dalam ASEAN.

Momen bersejarah ini makin menambah simbol kuat rekonsiliasi dan perdamaian antara dua bangsa yang dulu pernah terpisah oleh konflik.

Langkah ini juga sarat makna sejarah, mengingat ASEAN adalah organisasi regional yang didirikan pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto — mantan mertua Prabowo — dengan tujuan memperkuat stabilitas dan kerja sama antarnegara Asia Tenggara.

Kini, di bawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia kembali berperan penting dalam memperluas keluarga besar ASEAN dengan menyambut Timor Leste sebagai anggota baru.

Beberapa tahun setelah Timor Leste merdeka pada 2002, hubungan kedua negara perlahan membaik. Indonesia dan Timor Leste kini saling memandang sebagai tetangga yang setara dan bersahabat. Para pemimpin di kedua negara juga telah menunjukkan semangat rekonsiliasi, saling mengunjungi, dan bekerja sama di berbagai bidang, meninggalkan luka masa lalu demi masa depan yang damai dan produktif.

Timor Leste resmi diterima sebagai anggota ke-11 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) melalui penandatanganan Declaration on the Admission of Timor-Leste into ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10).

Seperti dikutip dari siaran pers Istana Kepresidenan RI, pada momen pembukaan KTT ini, Presiden Prabowo bersama para pemimpin ASEAN lainnya menandatangani deklarasi penerimaan Timor Leste sebagai anggota baru. Melalui deklarasi bersejarah itu, Timor Leste secara resmi menjadi bagian dari organisasi yang kini beranggotakan 11 negara.

Penandatanganan berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC) dengan suasana khidmat. Perdana Menteri Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmão — tokoh sentral perjuangan kemerdekaan negaranya — hadir langsung menyaksikan pengakuan resmi tersebut.

Di masa lalu, kedua tokoh bisa dibilang saling berhadap-hadapan. Xanana Gusmão merupakan salah satu pemimpin gerilya Fretilin yang kerap diburu oleh TNI. Dan Prabowo -yang baru lulus dari AKMIL Magelang- termasuk salah satu perwira muda yang dikirim dalam Operasi Seroja ke Timor Leste.

Belasan tahun berlalu, para elite di kedua negara-negara tersebut sama-sama sudah move on untuk menatap masa depan yang lebih cerah. Fokus mereka adalah, mencapai stabilitas ekonomi kawasan demi kemakmuran bersama.

Inipula yang tergambar dalam tema di KTT ke-47 ASEAN, yakni “Inclusivity and Sustainability”. Presiden Prabowo menekankan pentingnya stabilitas dan kerjasama kawasan di ASEAN.

Selain Presiden Prabowo, para pemimpin yang turut menandatangani deklarasi tersebut antara lain Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul, dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh. Myanmar diwakili oleh Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri, U Hau Khan Sum.

Kehadiran Presiden Prabowo dalam forum ini juga menegaskan komitmen Indonesia terhadap penguatan kerja sama dan solidaritas, tidak hanya di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga dengan negara mitra di luar kawasan. Melalui forum ini, Indonesia menegaskan tekad untuk terus mendorong kolaborasi konkret antarnegara anggota dalam menghadapi tantangan global, memperkuat konektivitas, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan negara mitra.

Pemerintah Indonesia menyambut positif langkah bersejarah ini. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, menegaskan bahwa bergabungnya Timor Leste merupakan awal dari babak baru, bukan akhir dari perjalanan panjang.
“Ini bukan merupakan akhir, melainkan awal bagi Timor Leste untuk menyempurnakan proses internalnya dan bagi kita semua untuk mendukung integrasi penuh negara tersebut ke ASEAN,” ujar Menlu Sugiono dalam pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Sehari sebelumnya, Timor Leste juga telah menyerahkan instrumen aksesi terhadap Piagam ASEAN dan Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ). Langkah ini menegaskan komitmen Timor Leste untuk ikut menjaga kawasan yang aman, damai, dan stabil.

Dengan bergabungnya Timor Leste, ASEAN kini beranggotakan 11 negara: Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste. (*)

Tombol Google News

Tags:

Timor Leste KTT ASEAN Timor Leste resmi gabung ASEAN Ramor Horta Prabowo Subianto Xanana Gusmao