KETIK, HALMAHERA SELATAN – Kemenangan Saketa FC bukan sekadar angka di papan skor. Bagi Yahya Mochtar, kepala pelatih yang wajahnya nyaris tak pernah lepas dari garis-garis kecemasan setiap kali peluit kickoff dibunyikan, kemenangan itu adalah tanda kecil bahwa kampungnya masih punya denyut yang sama, denyut yang menyatukan.
Pada laga pembuka babak 28 besar Turnamen Piala Bupati Halmahera Selatan 2025, Saketa FC tampil tanpa banyak bicara.
Melawan tim desa tetangga, Liboba Hijrah, anak-anak asuh Yahya bermain dengan ritme yang rapi dan determinasi yang tak meluntur.
Dua gol bersih menjadi penutup pertandingan, tapi bagi sang pelatih, yang lebih penting bukanlah selebrasi di depan tribun, melainkan apa yang ia titipkan setelahnya.
Usai pertandingan, Yahya menyampaikan pesan sederhana namun sarat makna. Pesan yang kemudian dibicarakan dari teras rumah hingga sudut warung kopi Desa Saketa.
“Kemenangan Saketa FC adalah kemenangan untuk masyarakat Desa Saketa. Mari kita sama-sama memperbaiki kampung, baku lia tong sama-sama lia kampung, dan saling baku jaga,” tutur Yahya yang selalu ingin mendedikasikan dirinya untuk sepak bola dan Desanya.
Kata-kata itu bukan sekadar imbauan. Yahya menegaskan bahwa kemenangan 2–0 itu ia persembahkan untuk seluruh warga Saketa, dari para tetua yang masih setia menonton bola sambil menenteng lampu minyak, hingga anak-anak kecil yang meniru gerak para pemain di lapangan tanah. Baginya, sepak bola adalah cara paling jujur untuk mempertemukan kembali orang-orang yang mulai saling berjauhan oleh kesibukan dan perubahan waktu.
Di balik kemenangan, Yahya sedang merajut sesuatu yang lebih besar dari 28 besar turnamen. Ia sedang mendorong warganya untuk kembali melihat kampung sendiri, dengan solidaritas yang diperbarui dan semangat “baku jaga” yang lama menjadi identitas desa.
Di GOR Bacan Selatan, sore itu, kemenangan tidak hanya tercatat sebagai hasil pertandingan. Ia kembali hidup sebagai ajakan. Ajakan untuk membenahi kampung, menjaga satu sama lain, dan merayakan bahwa sebuah desa bisa kembali kuat, dimulai dari satu peluit, dua gol, dan satu pesan sederhana dari Yahya Mochtar.
