Dikukuhkan sebagai Profesor, Kiki Fibrianto Kembangkan Teh Daun Kopi untuk Kesehatan Mental

20 Agustus 2025 17:45 20 Agt 2025 17:45

Thumbnail Dikukuhkan sebagai Profesor, Kiki Fibrianto Kembangkan Teh Daun Kopi untuk Kesehatan Mental
Prof Kiki Fibrianto mengembangkan inovasi teh daun kopi dan Face-DAKO untuk mengatasi kesehatan mental. (Foto: Lutfia/Ketik)

KETIK, MALANG – Prof Kiki Fibrianto berhasil dikukuhkan sebagai profesor dari Fakultas Teknologi Pertanian berkat inovasi teh daun kopi dan juga Face-DAKO (Facial-based Cognitive Model for Daun Kopi). Inovasi tersebut digagas untuk mengatasi persoalan kesehatan mental yang ada di masyarakat.

Teh daun kopi telah dikomersilkan sejak tahun 2022 sewaktu pandemi. Berdasarkan riset yang dilakukan, daun kopi robusta memiliki hasil optimal dibandingkan jenis kopi lainnya. 

Daun kopi mengandung GABA (Gamma-Aminobutyric Acid), sebuah neutro transmiter yang dapat memberikan efek rileksasi. Dampaknya, senyawa yang ada di daun kopi dapat menekan hormon kortisol atau hormon stres yang baik bagi kesehatan mental.

"Sebenarnya efeknya bukan hanya relaksasi namun bisa untuk diabetes atau meluruhkan batu ginjal. Efeknya bisa tempak dalam 30 menit setelah meminumnya," ujar Prof Kiki, Rabu 20 Agustus 2025.

Pemanfaatan daun kopi sebagai produk teh juga dinilai mampu memaksimalkan komoditas kopi di pasaran. Mengingat selama ini daun kopi dianggap sebagai limbah dan berakhir sebagai kompos maupun pakan ternak.

"Kafein teh daun kopi lebih rendah dibandingkan teh hijau maupun kopi. Ini daun kopi yang diproduksi dari Malang Selatan, punya cita rasa manis. Proses pembuatan teh daun kopi sendiri sudah kami patenkan," lanjutnya.

Untuk memastikan produk tersebut berjalan optimal, Prof Kiki melengkapinya dengan Face-DAKO. Memanfaatkan kecerdasan buatan, data dari hasil pemindaian kamera diolah dengan pendekatan Convolutional Neural Network (CNN). 

"Dari data banyak orang kan semua pasti punya variasi, angtara orang yang satu dan lainnya pasti level senyumnya beda. Kami coba kualifikasi, ada koordinat wajah. Itu yang direkam dari data base baru kita agar bisa diambil kesimpulan orang ini benar-benar happy dan relax," jelas Dewan Pakar HKTI Kota Malang itu.

Model tersebut menggabungkan teknologi pangan, ilmu sensori, psikologi, dan juga ilmu kesehatan. Teknologi ini dinilai lebih akurat, praktis, dan minim subjektivitas dibandingkan dengan metode sensorik lainnya.

"Kami memberikan salah satu solusi alternatif untuk menbantu mengurangi terjadinya isu kesehatan mental dengan relaksasi. Jadi ada 2 hal penting yakni mengatasi isu kesehatan mental dan dalam proses penanggulangannya kami akan melakukan pendekatan green technology," tandasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Prof Kiki Fibrianto FTP UB Universitas Brawijaya Teh Daun Kopi Face-DAKO hkti kota malang