Dari UIN Malang, Ribut Wahyudi Jadi Penguji S3 di Australia hingga Reviewer Buku Internasional

14 Juli 2025 17:35 14 Jul 2025 17:35

Thumbnail Dari UIN Malang, Ribut Wahyudi Jadi Penguji S3 di Australia hingga Reviewer Buku Internasional
Kaprodi Sastra Inggris Fakultas Humaniora UIN Malang, Ribut Wahyudi yang banyak menorehkan rekam jejak di dunia internasional. (Foto: Lutfia/Ketik)

KETIK, MALANG – Dosen sekaligus Kaprodi Sastra Inggris Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Ribut Wahyudi berhasil menorehkan rekam jejak keilmuan yang diakui di kancah internasional.

Pada Mei 2025 lalu, ia diundang untuk menguji proposal S3 di University of Canberra, Australia. Undangan tersebut bukan sebagai bentuk kerja sama, namun murni berasal dari pengakuan atas kemampuannya terhadap bidang keilmuan yang digeluti.

"Ada akademisi Indonesia melanjutkan studi S3 dan tertarik dengan tulisan saya. Ia penelitian tentang mahzab kritis seperti yang saya lakukan. Akhirnya mengusulkan ke supervisor agar saya menjadi penguji eksternal dan disetujui," ujarnya, Senin 14 Juli 2025.

Berlanjut pada 8 Juli 2025 lalu, ia kembali diundang untuk melakukan presentasi Ph.D Residential Program di University of Lancaster, Inggris. Saat itu ia menggandeng Dekan Fakultas Humaniora UIN Malang, M Faisol untuk mengikuti call for chapter dengan topik utama Identity, Language, and Power. 

Merasa tertarik, ia coba untuk memberikan gambaran interdisipliner tentang pengajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Bukan sekadar menghasilkan naskah relektif dalam proses mengajar di UIN Malang, namun juga menentang wacana dominan dalam pendidikan bahasa di dunia global.

Menurutnya, dalam penyampaian materi pembelajaran, harus dielaborasukan dengan nilai-nilai lokal seperti keislaman hingga kebangsaan. Materi pembelajaran Bahasa Inggris yang selama ini berkutat pada British English dan American English harus dapat dinegosiasikan tanpa ditelan mentah-mentah.

"Kita bahas apa yang sudah dilakukan dalam mengajar di kelas. Bahwa mengajar Bahasa Inggris bagi saya gak boleh sekadar transformasi, ambil begitu saja. Nilai-nilai barat harus dijinakkan. Saya yakin orang luar akan menganggap itu sesuatu yang baru," terangnya.

Ribut juga telah dua kali menjadi reviewer pada The American Association for Applied Linguistics (AAAL), sebuah konferensi linguistik terapan bergengsi di Amerika, pada tahun 2023 dan 2025. Bahkan, kemampuannya juga diakui oleh penerbit internasional, Routledge New York melalui undangan untuk menilai kelayakan proposal buku milik pakar-pakar linguistik dunia.

Pengakuan tersebut tak serta merta ia dapatkan tanpa jerih payah. Ribut dikenal memiliki konsistensi dalam menulis karya ilmiah. Sudah 10 book chapter yang ia terbitkan di penerbit internasional seperti Routledge, Springer (Belanda), Multilingual Matters (Bristol, UK), dan lainnya.

"Saya diundang karena track record. Selama ini saya aktif menulis karya-karya internasional dan saya dihubungi melalui email. Saya juga menulis di jurnal internasional bereputasi. Lalu diundang menjadi reviewer artikel jurnal berreputasi," terangnya.

Ribut memiliki riwayat pendidikan yang luar biasa. Ia menamatkan studi S1 di Sastra Inggris Universitas Negeri Jember (Unej) pada 2000-2004. Lalu berlanjut pada studi S2 di University of Sidney dan S3 di Victoria University of Wellington.

Tulisan-tulisannya sangat erat dengan kajian kritis yang berakar pada pemikiran post-kolonial, post-struktural, dan mazhab pemikiran interdisipliner. Ia mencoba menetralkan dominasi barat yang sering diajarkan tanpa mempertimbangkan konteks lokal.

Menurutnya, dengan menghadirkan konteks lokal melalui tulisannya yang terbit di kancah internasional, dapat membawa pengalaman mengajar di Indonesia, dengan latar keislaman, kebudayaan, dan realitas sosial yang khas, masuk dalam diskusi ilmiah dunia.

"Kalau kita hanya setuju-setuju saja, yang rugi adalah kita. Apa yang saya tulis banyak dari konteks UIN Malang. Ketika karya saya terbit di Inggris, Amerika, Eropa, mereka juga bisa belajar nilai-nilai yang kita miliki," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

UIN Malang Ribut Wahyudi Kaprodi Sastra Inggris Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim internasional Penguji S3 Australia Reviewer Buku Internasional