KETIK, CILACAP – Thomas Sutasman sukses menorehkan prestasi di dunia literasi lokal setelah menulis karya tentang sejarah Cilacap. Atas kontribusinya, ia menerima penghargaan sebagai penulis sejarah lokal dari Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rachman, pada rangkaian Pameran Literasi Kabupaten Cilacap, 28 Oktober 2025. Pameran tersebut digelar selama tiga hari, mulai 28 hingga 30 Oktober 2025.
Thomas Sutasman menjelaskan, buku-buku yang ia sumbangkan ke Perpustakaan Daerah Cilacap fokus pada sejarah kota ini. Isinya membahas hakikat historis Cilacap serta proses urbanisasinya.
Tujuan pemberian buku tersebut adalah untuk memperkaya pemahaman warga Cilacap tentang asal-usul mereka, menumbuhkan rasa identitas dan kebanggaan, sekaligus memotivasi masyarakat untuk melestarikan dan memperbaiki lingkungan tempat tinggal mereka.
"Lebih dari 8 buku yang telah disumbangkan yang berkaitan dengan sejarah lokal Cilacap. Saya menulis buku berkaitan dengan dokumentasi sejarah yang ada di Cilacap, sejarah apapun bentuknya baik benar atau salah akan lebih terdokumentasi ketika ditulis, akan lebih mudah menjadi referensi bagi penulis lain untuk menulis lebih baik," kata Thomas saat ditemui Rabu, 29 Oktober 2025.
Thomas Sutasman, seorang penulis, guru SMP dan Sejarawan. (Foto:Nani Eko/Ketik)
Thomas menambahkan, masih banyak aspek sejarah Cilacap yang belum terungkap. Menurutnya, jika sejarah tersebut tidak dituliskan, informasi itu hanya akan menjadi milik pribadi dan tidak bermanfaat bagi orang lain. Dengan dituangkan dalam tulisan, pengetahuan tentang sejarah Cilacap bisa diakses dan dimanfaatkan oleh siapa saja.
"Dengan menulis sejarah Cilacap, diharapkan masyarakat semakin mengenal sejarah lokalnya dan semakin mencintai Cilacap," ujarnya.
"Saya sebelum menulis selalu mencari referensi dan buka sumber dari manapun. Dari referensi tersebut akan disatukan untuk menjadikan sebuah buku," lanjutnya.
Thomas menambahkan, lamanya proses penulisan sangat bergantung pada banyaknya referensi yang digunakan. Misalnya, buku Nusakambangan Selayang Pandang membutuhkan waktu hingga delapan bulan untuk diselesaikan, sementara karya lain ada yang rampung dalam dua hingga tiga bulan.
Sebagai penulis sejarah sekaligus guru di SMP Pius Cilacap, Thomas juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Cilacap atas perhatian dan dukungan pemerintah terhadap karyanya.
"Penghargaan ini menjadi kebanggaan sekaligus sebagai cambuk untuk semakin banyak menulis berkaitan dengan sejarah Cilacap," katanya.
Diketahui, Thomas telah menulis banyak karya sejarah yang dibukukan, di antaranya Jejak-jejak Sejarah Cilacap, seperti Soekardjo Wirjopranoto: Perjuangan dari Kesugihan sampai dengan New York, Melawan Lupa, dan Soedirman Bertumbuh di Cilacap.
Selain itu, ia juga menelurkan buku-buku lain, seperti Pernak-pernik Sejarah Cilacap, Benteng-benteng Pertahanan di Cilacap, Nusakambangan Selayang Pandang, serta Stasiun Kereta Api di Cilacap.
"Ini (buku) yang baru terbit (Stasiun Kereta Api di Cilacap). Nanti saya akan launching saat jadi narasumber di acara Talkshow nanti di Pameran Literasi," pungkasnya. (*)
