Cerita Teguh, Eks Sopir Bus Aneka Jaya Beralih Tekuni Servis Elektronik di Usia Senja

5 September 2025 14:30 5 Sep 2025 14:30

Thumbnail Cerita Teguh, Eks Sopir Bus Aneka Jaya Beralih Tekuni Servis Elektronik di Usia Senja
Dengan penuh ketelatenan, kakek Teguh Hariyanto (72) membongkar rice cooker yang rusak di rumahnya, Kamis, 5 September 2025. Semua ia pelajari secara otodidak dari YouTube. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)

KETIK, PACITAN – Gang kecil di belakang Kantor BRI Cabang Pacitan tampak sepi.

Hanya terdengar bunyi ketukan obeng dan gesekan tang dari sebuah rumah sederhana. Dari dalam, seorang kakek tampak sibuk membongkar rice cooker yang sudah lusuh.

Dialah Teguh Hariyanto (72), tukang servis elektronik yang sudah lebih dari dua dekade mengabdikan diri membantu warga memperbaiki peralatan rumah tangga mereka.

“Silakan masuk, saya lagi nyervis mejikom ini,” sapa Teguh ramah ketika tim redaksi menyambangi rumah sekaligus bengkel servisnya di Jl. Jend. A. Yani No.8, Krajan, Pacitan, Kamis malam, 4 September 2025.

Dari kompor gas, mesin cuci, blender, sanyo (pompa air), hingga rice cooker, semua bisa ia tangani.

Foto Mesin cuci tua di rumahnya Teguh yang juga menjadi tempat servis elektronik di belakang BRI Pacitan, Kamis, 5 September 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)Mesin cuci tua di rumahnya Teguh yang juga menjadi tempat servis elektronik di belakang BRI Pacitan, Kamis, 5 September 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)

Menariknya, semua keterampilan itu ia pelajari secara otodidak.

“Belajarnya lewat coba-coba sendiri dari barang-barang elektronik di rumah. Lama-lama ya bisa. Mau liat YouTube dulu belum ada,” ujarnya sambil tersenyum.

Sebelum menjadi tukang servis, Teguh sempat lama bekerja sebagai sopir bus antarkota-provinsi.

“Mulai 1981 sampai 2000, saya jadi sopir Aneka Jaya, Jawa Indah Surabaya, Jawa Tengah Ismo, sampai PJP Sumatera,” kenangnya.

Baru setelah itu, ia banting setir menjadi tukang servis elektronik hingga sekarang.

Meski usianya sudah menginjak 72 tahun, Teguh masih sering menerima panggilan servis hingga keluar kecamatan.

“Paling jauh ke Punung. Tapi kalau dekat, ya orang datang ke sini,” tuturnya.

Menurutnya, tarif servis bervariasi tergantung kerusakan.

“Kalau sekadar perbaikan kecil ya murah Rp75 ribu. Tapi kalau ganti suku cadang, bisa sampai Rp500 ribu. Paling mahal itu mesin cuci digital, karena modulnya mahal. Kadang malah saya modif jadi manual biar tetap bisa dipakai,” katanya.

Teguh mengaku, peralatan yang paling sering ia tangani adalah pompa air, rice cooker, dan kipas angin.

“Itu paling banyak dibawa orang,” tambahnya.

Kini, ia tinggal di rumahnya bersama sang istri. Dua anaknya merantau di Subang, Jawa Barat. Meski sendirian di Pacitan, Teguh tetap semangat menekuni pekerjaannya.

“Ya, ini sudah jadi jalan hidup saya. Selagi masih sehat, saya teruskan,” ujarnya mantap.

Bagi warga yang ingin memanfaatkan jasanya, bisa langsung datang ke rumah Teguh di gang belakang BRI Cabang Pacitan atau menghubungi 0819 9329 5399.(*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan tukang servis elektronik kakek inspiratif kisah human interest servis rice cooker servis mesin cuci servis pompa air servis kipas angin belakang BRI pacitan jasa servis rumahan otodidak dari youtube eks sopir bus sopir bus aneka jaya kehidupan sederhana pekerja ulet cerita warga pacitan