KETIK, SLEMAN – Bupati Sleman, Harda Kiswaya, mengimbau masyarakat untuk lebih cerdas dan berhati-hati dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial. Ia meminta warga tidak mudah terprovokasi oleh hoaks dan konten negatif, yang seringkali memicu perpecahan dan tindakan anarkis.
Menurutnya, literasi digital menjadi kunci penting di tengah derasnya arus informasi saat ini. Ia menekankan perlunya memverifikasi setiap informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya.
"Kita harus cerdas dalam memilah berita. Jangan langsung percaya pada informasi yang provokatif, apalagi jika tidak jelas sumbernya," ujarnya, Kamis, 4 September 2025.
Ia mencontohkan, banyak warga, terutama remaja, yang mudah terprovokasi hoaks hingga ikut terlibat dalam aksi yang tidak sesuai aturan. Harda menyebut, ada siswa SMP dan SMA yang ikut demo tanpa memahami isu yang sebenarnya.
"Terbukti, banyak yang tertipu. Ada anak SMP dan SMA yang ikut demo, padahal mereka mungkin belum memahami isunya. Bahkan, ada korban luka dari peserta demo, termasuk seorang bengkel yang diduga ikut karena termakan isu," jelasnya.
Harda juga menyoroti kasus seorang siswa yang rumahnya berada jauh di wilayah selatan Sleman, tetapi kedapatan berada di sekitar Polda DIY saat demonstrasi berujung ricuh. Menurutnya, hal ini menunjukkan betapa mudahnya hoaks memengaruhi tindakan seseorang.
Ia menegaskan, tugas bersama adalah menjaga persatuan dan kedamaian yang telah dibangun selama ini.
Harda menambahkan, perbedaan pendapat adalah hal wajar dalam demokrasi, namun aksi unjuk rasa harus dilakukan secara damai dan tertib.
"Aksi unjuk rasa adalah hak setiap warga, tapi kita harus pastikan dilakukan dengan tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum," tegasnya.
Bupati Harda Kiswaya berharap, sinergi antara pemerintah dan masyarakat dapat terus menjaga Sleman sebagai wilayah yang maju, aman, dan tenteram.
"Mari kita bergandengan tangan untuk membangun Sleman yang lebih baik. Terbebas dari perpecahan akibat hoaks dan provokasi," pungkasnya. (*)