KETIK, MALANG – TPA Supit Urang mulai dilirik sebagai destinasi wisata potensial oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang. Setiap hari, berbagai instansi pemerintah hingga perguruan tinggi ramai mengunjungi lokasi ini.
Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran, menjelaskan bahwa kedatangan para tamu umumnya untuk studi banding dan kegiatan lapangan. Menurutnya, inovasi dan daya tarik yang ditawarkan TPA Supit Urang menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung.
"Kunjungan sehari rata-rata ada 2 kota/kabupaten dan universitas di Indonesia. Apalagi sekarang ada aturan siswa sekolah untuk kunjungan di dalam kota, jadi supaya tidak jauh," ujarnya, Jumat, 31 Oktober 2025.
Raymond menyoroti salah satu keunggulan TPA Supit Urang, yaitu minimnya bau sampah meski lokasi ini menampung limbah harian. Hal ini berkat pengelolaan yang baik, termasuk penyemprotan bakteri, salah satunya eco enzyme, yang rutin dilakukan tim DLH Kota Malang untuk mencegah timbulnya aroma tak sedap.
"Kalau kita masuk ke TPA lain, jarak 1-2 kilometer sudah bau. Di TPA Supit Urang tidak bau. Kita juga memberikan bakteri misalnya eco enzyme untuk memperkecil gas metan yang timbul," lanjutnya.
Untuk mewujudkan gagasan ini, Raymond menyebut pihaknya akan menjalin kerja sama dengan pihak swasta. Rencana kolaborasi ini nantinya akan diajukan dan dibahas lebih lanjut dengan Wali Kota Malang.
"Ke depan kami menyampaikan laporan ke Pak Wali, kita akan kerja sama dengan swasta untuk bikin layout dulu," sebutnya.
Nantinya timbunan sampah akan diatur membentuk bukit agar dapat menarik perhatian. Namun rencana tersebut masih perlu pembicaraan lebih lanjut mengingat kondisi efisiensi yang masih berlaku.
"Dengan kondisi efisiensi yang sangat ngedrop, maka hal-hal ini yang akan kita lakukan. Kerja sama dengan swasta, dapat bantuan supaya bisa diwujudkan karena lokasi sangat memungkinkan," tutupnya.
