KETIK, BATU – Manto Suliono, petani mawar di kawasan Metro, Kelurahan Sisir, Kota Batu harus memutar otak menghadapi musim hujan yang melanda beberapa minggu terakhir
Di pergantian dari musim kemarau ke musim penghujan membuat biaya perawatan tanaman mawar ikut melonjak tajam.
Manto menyebutkan, perubahan memicu berbagai masalah pada tanaman hias, terutama bunga mawar. Rontok bunga, bercak daun, hingga serangan kutu trips menjadi kendala utama yang dialami petani.
"Musim seperti ini bisa membuat Bunga mudah rontok dan daun cepat rusak akibat serangan hama dan jamur. Cuaca sekarang tidak bisa ditebak. Kadang panas sekali, tiba-tiba hujan deras," katanya Minggu 2 November 2025.
Menurut Manto, saat perubahan musim seperti ini, petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk merawat mawar. Terutama untuk biaya obat kimia. Baik Fungisida maupun Insektisida.
Kata Manto para petani harus melakukan penyemprotan obat lebih intensif. dengan dosis yang lebih tinggi dari biasanya. Hal itu dilakukan agar daun dan bunga tetap kuat serta tidak mudah rusak.
"Kalau musim kemarau penyemprotan obat hanya seminggu sekali. Kalau sekarang bisa seminggu 2 kali bahkan 3 kali penyemprotan," jelasnya.
Kondisi tersebut, lanjut Manto membuat biaya perawatan meningkat signifikan. yang biasanya menghabiskan sekitar Rp 200 ribu sekali menyemprot, sekarang harus naik dua kali lipat atau sekitar Rp500 ribu.
"Jumlah tersebut untuk menyemprot 3 ribu batang pohon mawar yang saya tanam ini. Alhamdulillah, harga tetap seribu rupiah per potongnya," lanjutnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu, petani di Kota Batu menghasilkan berbagai jenis tanaman hias.
Beberapa di antaranya anggrek, anthurium bunga, bromelia, bugenvil, dracaena, hanjuang, herbras, krisan, mawar, pakis, palem, pedang-pedangan, philodendron, pisang-pisangan, soka, dan sri rejeki.
Menariknya, bunga mawar menempati urutan pertama dengan tingkat produksi tertinggi. Pada 2022 lalu terjadi peningkatan luasan panen bunga mawar dari 1.005.260 m² pada tahun 2021 menjadi 1.008.600 m².
Sementara itu, Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu dikenal sebagai sentra bunga mawar potong. Berkat lokasi geografisnya yang strategis dan kualitas tanah yang baik, bunga mawar potong desa ini berhasil menembus pasar di seluruh Indonesia.(*)
