KETIK, SITUBONDO – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember (FEB UNEJ) meluncurkan program Mahasiswa Berdampak 2025 bertajuk “Blueteck Empowerment: Strategi Inovasi Penguatan Ekonomi Pesisir Berbasis Teknologi Dan Nilai Hasil Laut untuk Kemandirian Pangan"
Program ini menyasar para nelayan di Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, sebagai wujud kontribusi perguruan tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, Senin 24 November 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Desa Sletereng ini dihadiri oleh Dekan FEB UNEJ, Prof. Dr. Isti Fadah, M.Si., CRA., CMA, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Situbondo, Camat Kapongan, Kades Sletereng dan para nelayan desa setempat.
Dekan FEB UNEJ, Prof. Dr. Isti Fadah, M.Si., CRA., CMA, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kehadiran mahasiswa dalam memberikan solusi nyata bagi masyarakat dalam rangka penguatan ekonomi lokal yang merupakan bagian integral dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Program ini merupakan bukti bahwa perguruan tinggi tidak hanya hadir sebagai pusat pendidikan, akan tetapi juga sebagai motor penggerak pemberdayaan masyarakat. Mahasiswa telah menunjukkan bahwa inovasi sederhana namun tepat guna dapat memberikan dampak yang signifikan bagi sektor ekonomi lokal, khususnya bagi para nelayan di Desa Seletreng,” ujar Prof. Dr. Isti Fadah.
Lebih lanjut, Prof. Dr. Isti Fadah menjelaskan bahwa, teknologi Fish Light dan Smart Fish Dryer yang diciptakan mahasiswa bukan hanya membantu meningkatkan produktivitas nelayan, namun juga membuka peluang baru dalam pengolahan hasil laut.
"Nelayan kini tidak hanya menjual ikan dalam bentuk segar, tetapi juga memiliki opsi untuk menghasilkan produk olahan dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Ini tentu berdampak langsung pada peningkatan pendapatan keluarga nelayan," jelas Dekan FEB UNEJ, Prof. Dr. Isti Fadah.
Program ini, sambung Prof. Dr. Isti Fadah, mengajarkan masyarakat tentang pentingnya efisiensi, keamanan pangan, dan pemanfaatan teknologi terapan dalam sektor perikanan. Dampaknya tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga sosial dan masyarakat menjadi lebih percaya diri, berdaya, dan mampu mengoptimalkan potensi sumber daya lokal yang mereka miliki.
“Saya berharap teknologi yang diciptakan sekaligus diperkenalkan oleh mahasiswa Unej hari ini tidak berhenti pada tahap uji coba semata, tetapi berlanjut pada implementasi jangka panjang yang mampu menciptakan rantai nilai ekonomi baru di Desa Seletreng.
"Apabila inovasi ini terus dikembangkan, maka saya yakin program ini mampu mendorong lahirnya UMKM berbasis hasil laut, memperkuat kemandirian pangan, serta menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat pesisir," pungkas Prof. Dr. Isti Fadah.
Sementara itu, Pembina BEM FEB UNEJ, Bayu Aprillianto, S.E., M.Akun., memimpin langsung rangkaian program yang berfokus pada pengembangan teknologi pendukung aktivitas nelayan.
"Program ini merupakan bagian dari inisiatif Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristek Dikti) yang bertujuan memperluas kontribusi inovasi mahasiswa bagi masyarakat," ujar Bayu.
Dua inovasi utama yang tengah dikembangkan, kata Bayu, ialah Fish Light, teknologi lampu bantu untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan, serta Smart Fish Dryer, alat pengering ikan bertenaga listrik dan panas terkontrol.
"Smart Fish Dryer mampu mengeringkan hingga 16 kilogram ikan dalam satu kali proses, dengan waktu pengeringan hanya 6 jam, jauh lebih cepat dibandingkan metode tradisional yang memerlukan 10–12 jam," jelas Bayu.
Desa Seletreng, lanjut Bayu, memiliki potensi laut yang besar, namun sebagian nelayan masih mengandalkan metode konvensional. Melalui teknologi ini, kami ingin memberikan sentuhan inovasi yang dapat meningkatkan hasil tangkapan sekaligus menambah nilai ekonomi produk laut.
Bayu menambahkan bahwa kedua alat tersebut masih dalam tahap uji coba, namun telah menunjukkan hasil positif bagi masyarakat. “Kami berharap program ini dapat menjadi model pengembangan teknologi terapan yang memberdayakan masyarakat pesisir. Mahasiswa ingin membantu nelayan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan, serta memberikan contoh bagi wilayah lain dalam memanfaatkan potensi lokal,” tegas Bayu.
Di lain pihak, Kepala Desa Seletreng, Taufik Hidayat, menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa UNEJ dan UniSZA Malaysia. "Program ini merupakan kolaborasi antara universitas di Indonesia dan Malaysia, sehingga memberikan nilai tambah bagi pengembangan UMKM dan ekonomi Desa Sletereng," ujar Taufik.
Momentum ini, lanjut Kades Sletereng, sangat penting, karena bukan hanya dari mahasiswa lokal, tetapi juga dari Malaysia. "Kolaborasi ini luar biasa dan berdampak besar bagi desa kami, teknologi yang dibawa mahasiswa sangat membantu nelayan, terutama Smart Fish Dryer yang mampu mempercepat proses pengeringan ikan secara signifikan,” terangnya.
Kades Taufik juga berharap program ini dapat diperluas dengan kapasitas alat yang lebih besar. “Apakah alat ini bisa dikembangkan dengan kapasitas lebih besar?” tanya Kades Taufik, sambil menunjukkan antusiasme untuk terus meningkatkan pendapatan nelayan di daerahnya.
"Program Mahasiswa Berdampak BEM FEB UNEJ 2025 ini, kami harapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat kemandirian pangan dan ekonomi pesisir Desa Sletereng melalui inovasi teknologi yang aplikatif dan berkelanjutan," harap Kades Taufik. (*)
