Aroma Aklamasi Mulai Tercium dalam Perebutan Posisi Ketua KONI Trenggalek

20 Desember 2025 14:59 20 Des 2025 14:59

Thumbnail Aroma Aklamasi Mulai Tercium dalam Perebutan Posisi Ketua KONI Trenggalek
Oleh: Agus Riyanto*

Tak terasa pelaksanaan Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa (Musorkablub) KONI Trenggalek kian dekat. Jika tidak ada aral melintang, seperti yang disampaikan Sekretaris KONI setempat,  pelaksanaannya akan digelar akhir Januari 2026.

Namun demikian, nama-nama yang akan ikut berkompetisi pada pemilihan ketua tersebut belum juga muncul di permukaan. Masih hanya sebatas bisik-bisik tetangga. Akankah mengerucut pada satu nama yang dikemas dalam bentuk aklamasi atau akan terjadi voting (pemungutan suara). 

Jika melihat situasi yang terjadi seperti sekarang ini yang lebih kental dengan istilah "Demam Aklamasi", sangat mungkin pemilihan Ketua KONI Trenggalek akan juga demikian. Selain lebih simpel juga bisa meminimalisir konflik internal pasca pemilihan. Pendeknya, roda organisasi akan berjalan sesuai rencana bersama. 

Secara umum, sistem aklamasi tidaklah haram dalam sebuah demokrasi, karena itu berawal dari kata musyawarah menyatukan sikap untuk tujuan bersama. Tak terkecuali untuk kepentingan bersama. 

Beban Berat Jadi Ketua KONI

Tak hanya bisa mumpuni dalam mengelola sebuah organisasi, namun juga harus bisa mengakomodasi aspirasi masyarakat. Terutama soal prestasi atlit dari berbagai macam cabor. Sehingga, perlu kerja keras dan butuh daya jelajah tinggi untuk merealisasinya. 

Selain itu, komunikasi, koordinasi dan kolaborasi harus menjadi pengungkit untuk membentuk tim work agar bisa menciptakan prestasi seperti harapan masyarakat. 

Tak kalah penting terkait tata kelola keuangan KONI. Di mana salah satu sumber keuangan berasal dari keuangan negara atau APBD. Tentu ini bukan perkara mudah dalam mensikronasikan dengan regulasi yang ada. Apalagi dalam situasi pengawasan uang negara semakin ketat. Termasuk beberapa elit KONI di daerah lain harus berurusan dengan hukum. 

Butuh Mental Petarung

Polemik klasih yang sering terjadi ditubuh KONI adalah minimnya anggaran dari Pemkab. Tak sedikit yang menyebut anggaran merupakan salah satu biang kerok jebloknya prestasi.

Nah, ini butuh win-win solution mengatasi hal tersebut. Peran ketua sangat vital dalam mengambil langkah strategis. Salah satunya konsep berfikir yang tidak selalu bergantung kepada APBD.

Menggandeng pihak ketiga atau sponsor tidak semudah membalikan telapak tangan. Butuh komunikasi, koordinasi dan kolaborasi. Itu pun harus dilakukan oleh seseorang yang sudah teruji tingkat jejaringnya. Baik level, daerah, regional ataupun nasional. Jika hal tersebut tidak dimiliki jangan terlalu banyak berharap kucuran dana segar dari sponsor. 

Kemudian, juga harus ada langkah berani potong generasi. Hali ini dimaksudkan untuk memberi warna baru dan suasana baru. Sekali lagi, ini bukan hal mudah. Perlu pemikiran cerdas. Karena, dengan sistem potong generasi pasti akan menbulkan pro-kontra. 

Mampu Optimalisasi Talenta Lokal

Salah satu cara untuk mendongkrak prestasi olahraga adalah mengoptimalisasi pembinaan atlit-atlit berbakat di daerah. Mulai menggelar kompetisi, kejuaraan dan edukasi. Ini akan menjadi modal berharga untuk memantau secara langsung kemampuan atlit. Perlu kiranya ada tim pemandu bakat.

Kemudian, membangun jejaring dengan sekolah-sekolah, terutama yang memang memiliki atlit-atlit berprestasi. Ini harus dilakukan secara berkesinambungan. Paling tidak KONI bisa mengerti apa yang menjadi aspirasinya. 

Tak kalah penting adalah melakukan studi tiru ke daerah lain yang dipandang maju dibidang olahraga. Enah itu tentang sistem pembinaan atlit, kalayakan atlit, termasuk juga tip mencari talenta-talenta berbakat. 

Dari kaca mata penulis, memang tidak mudah untuk mencari sosok yang demikian tersebut. Tapi tetap harus dilakukan agar bisa mendongkrak prestasi olahraga. Jangan lupa komitmen memajukan olahraga di daerahnya juga tak kalah penting.

*) Agus Riyanto merupakan Kepala Biro Ketik.com Trenggalek

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.com
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

koni trenggalek Aklamasi