Wanda Assyura: Bendera Putih-Demonstrasi Warga Aceh adalah Ekspresi Kelelahan

20 Desember 2025 15:31 20 Des 2025 15:31

Thumbnail Wanda Assyura: Bendera Putih-Demonstrasi Warga Aceh adalah Ekspresi Kelelahan
Aktivis Muda Aceh, Wanda Assyura serukan saatnya Negara dan Rakyat Saling Menguatkan, Bukan Saling Menyalahkan pasca bencana Sumatera. (Foto: Zaid Kilwo/Ketik.com)

KETIK, BANDA ACEH – Aktivis muda asal Provinsi Banda Aceh, Wanda Assyura, menanggapi dinamika emosi masyarakat pasca banjir bandang dan longsor yang masih melanda wilayah Sumatera.

Wanda menyerukan agar seluruh pihak menurunkan tensi dan menjaga empati dua arah, menyikapi demonstrasi, pengibaran bendera putih, serta ungkapan kekecewaan warga yang muncul di ruang publik.

Menurut Wanda, ekspresi kemarahan masyarakat Aceh adalah hal yang wajar dan lahir dari kelelahan panjang akibat dampak bencana, bukan bentuk penolakan terhadap pemerintah.

“Bendera putih, bendera kuning, atau demonstrasi adalah bahasa emosi warga yang sedang lelah. Itu harus dihadapi dengan pendekatan persuasif, bukan dengan kecurigaan atau kekerasan. Aparat juga manusia, warga juga manusia kita semua sama-sama lelah,” ujar Wanda, Sabtu, 20 Desember 2025.

Wanda mendorong aparat TNI dan Polri di lapangan untuk mengedepankan dialog saat menanggapi simbol-simbol protes.

Ia menilai pendekatan persuasif lebih menenangkan dibanding tindakan yang berpotensi menimbulkan salah paham baru.

Aktivis muda ini juga mengingatkan mahasiswa dan elemen pemuda Aceh agar tidak mudah terprovokasi narasi yang memperuncing emosi.

“Jangan biarkan duka kita dimanfaatkan menjadi kemarahan yang menjauhkan solusi. Kritik boleh, marah boleh, tapi jangan saling melukai,” katanya.

Selain itu, Wanda menekankan bahwa pemerintah telah hadir dan bekerja, meskipun distribusi bantuan terkendala akses yang terputus.

Ia menyebut pengakuan atas kekurangan pemerintah justru memperkuat kepercayaan publik.

Dalam upaya mempercepat pemulihan, Wanda memberikan sejumlah saran konkret, termasuk pembangunan 200 titik sumur bor, 50 jembatan darurat sederhana, penyediaan pakaian baru, pembelian hasil panen petani Gayo untuk distribusi, penyewaan 100 alat berat, dan padat karya bagi 100 ribu warga.

Langkah ini diharapkan mempercepat pemulihan sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

Di akhir pernyataannya, Wanda menyampaikan pesan menenangkan bagi warga Aceh.

“Pemerintah terus bekerja, masyarakat terus menyumbang. Kita lelah, tapi kita tidak sendiri. Jika kita bersatu, insya Allah masyarakat Aceh kuat melewati ini,” tuturnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pasca Banjir dan Longsor Daerah Sumatera Pemerintah pusat Sekretaris Kabinet teddy indra wijaya Aktivis Aceh Wanda Assyura banjir bandang Longsor Empati Masyarakat Pemulihan Bencana Bantuan Logistik