308 Balita di Surabaya Alami Stunting, Dinkes Klaim Lakukan Pencegahan Terpadu

22 Oktober 2025 16:43 22 Okt 2025 16:43

Thumbnail 308 Balita di Surabaya Alami Stunting, Dinkes Klaim Lakukan Pencegahan Terpadu
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.com)

KETIK, SURABAYA – Meski berbagai program telah digulirkan, sebanyak 308 balita di Kota Surabaya masih tercatat mengalami stunting.

Data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes) ini menjadi peringatan bahwa tantangan gizi buruk kronis di kota besar seperti Surabaya belum sepenuhnya tuntas.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menegaskan bahwa pemerintah kota tidak tinggal diam.

Upaya yang dilakukan tidak hanya berfokus pada penanganan anak yang sudah stunting, tetapi juga diarahkan untuk mencegah munculnya kasus baru sejak dini.

“Upaya yang kita lakukan bersama Pemerintah Kota Surabaya adalah pencegahan, agar balita yang tidak stunting tidak menjadi stunting, dan balita yang lahir tidak berpotensi stunting,” kata Nanik Rabu 22 Oktober 2025.

Menurut Nanik, langkah pencegahan dilakukan secara terpadu lintas sektor, melibatkan Dinkes, Dinas Pendidikan (Dispendik), serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk (DP3A-PPKB).

Pendekatan ini dilakukan agar upaya perbaikan gizi dan kesehatan anak berjalan berkesinambungan dari tingkat sekolah hingga rumah tangga.

Salah satu fokus utama adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri yang sudah mengalami menstruasi di tingkat SD kelas 6, SMP, dan SMA.

Distribusi tablet dilakukan oleh puskesmas, sementara pemantauannya dilakukan oleh guru dan Dinas Pendidikan.

“Tablet tambah darahnya kita drop dari puskesmas, kemudian yang memantau mereka minum dari teman-teman Dinas Pendidikan dan guru,” jelas Nanik.

Program ini diyakini penting untuk menekan risiko anemia pada remaja putri, yang menjadi faktor pemicu bayi lahir stunting di masa depan.

“Kalau anemia kan nantinya berpotensi melahirkan bayi stunting. Jadi pencegahan sejak remaja itu penting sekali,” tambahnya.

Selain menyasar remaja, pencegahan juga dilakukan pada ibu hamil. Tim Pendamping Keluarga (TPK) bersama petugas DP3A-PPKB melakukan pemantauan intensif agar kondisi kesehatan ibu dan janin tetap optimal.

“Mulai dari ibu hamil kita berikan tablet tambah darah agar tidak berpotensi melahirkan bayi stunting,” tuturnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Stunting Stunting Surabaya Nanik sukristina Dinkes Kota Surabaya Pencegahan Stunting Surabaya Pemkot Surabaya