Zohran Mamdani dan Lahirnya Era Baru Politik Progresif di New York

5 November 2025 13:21 5 Nov 2025 13:21

Thumbnail Zohran Mamdani dan Lahirnya Era Baru Politik Progresif di New York
Zohran Mamdani Walikota terpilih New York City. (Foto: website NY Assembly)

KETIK, JAKARTA Zohran Mamdani, sosialis demokrat berusia 34 tahun, resmi mencatat sejarah baru di New York. Ia terpilih sebagai wali kota Muslim pertama sekaligus salah satu yang termuda dalam sejarah kota itu.

Kemenangan Mamdani semakin menarik perhatian karena ia berhasil menyingkirkan dua nama besar — mantan Gubernur Andrew Cuomo dan kandidat Partai Republik, Curtis Sliwa.

Mamdani, yang sebelumnya menjabat sebagai anggota Majelis Negara Bagian dari Queens, unggul telak dengan perolehan suara lebih dari 50 persen. Sementara itu, Cuomo yang mencoba kembali ke panggung politik harus puas di posisi kedua dengan sedikit di atas 40 persen, dan Sliwa tertinggal jauh dengan hanya sekitar 7 persen suara.

Kemenangan Zohran Mamdani disambut meriah dalam pesta kemenangan di Brooklyn Paramount. Sorak sorai dan pelukan hangat memenuhi ruangan sesaat setelah Associated Press resmi mengumumkan hasilnya.

Tak hanya menjadi wali kota Muslim pertama, Mamdani juga mencatat rekor sebagai wali kota termuda dalam lebih dari satu abad, sekaligus wali kota keturunan Asia Selatan pertama dalam sejarah New York City.

Padahal, saat memulai kampanyenya musim gugur lalu, nama Mamdani belum banyak dikenal publik. Namun pesannya tentang keterjangkauan hidup berhasil menyentuh ribuan warga New York.

Dalam kampanyenya, Mamdani berjanji akan membekukan harga sewa untuk unit yang distabilkan, memperbanyak pembangunan perumahan terjangkau, menaikkan upah minimum menjadi 30 dolar per jam, menyediakan transportasi bus gratis, serta menaikkan pajak bagi kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi.

Kampanye akar rumput yang digerakkan oleh dukungan sukarela dan sumbangan kecil menjadi kunci keberhasilan Zohran Mamdani. Dengan ribuan relawan, kekuatan media sosial, dan pesan perubahan yang kuat, Mamdani mampu membangun momentum besar.

Puncaknya terjadi pada pemilihan pendahuluan Partai Demokrat bulan Juni, ketika ia berhasil menumbangkan Andrew Cuomo dengan selisih hampir 13 poin. Kemenangan itu mengejutkan banyak pihak dan menunjukkan kekuatan koalisi beragam yang berhasil dirangkul Mamdani — mulai dari pemilih muda hingga mereka yang baru pertama kali ikut pemilu.

Namun perjalanan menuju balai kota tidak mudah. Sepanjang kampanye, Mamdani kerap diserang karena usia muda, pengalaman politik, dan agenda progresifnya.

Ia juga menghadapi kritik tajam akibat sikap pro-Palestina dan pandangannya yang keras terhadap kebijakan Israel, yang membuat hubungannya dengan sebagian kelompok Yahudi menjadi rumit. Tak berhenti di situ, Mamdani juga menjadi target serangan Islamofobia di media sosial selama masa kampanye.

Namun, serangan-serangan tersebut tidak menghentikan Mamdani. Kampanyenya bahkan menginspirasi lebih dari 10.000 progresif di seluruh negeri untuk mempertimbangkan pencalonan dalam pemilihan umum.

Kemenangan Zohran Mamdani menandai babak baru bagi New York City. Dengan agenda progresif dan semangat perubahan, ia siap memimpin kota ini menuju masa depan yang lebih baik.

Tombol Google News

Tags:

Zohran Mamdani nyc New York City New york USA