Wasiat Jurnalis Al Jazeera yang Jadi Korban Bom Israel: Jangan Lupakan Gaza!

11 Agustus 2025 20:53 11 Agt 2025 20:53

Thumbnail Wasiat Jurnalis Al Jazeera yang Jadi Korban Bom Israel: Jangan Lupakan Gaza!
Jurnalis Al Jazeera, Anas Jamal Al-Sharif saat sedang bertugas (Foto: IG @anasjamal44)

KETIK, JAKARTA – Jurnalis Al Jazeera, Anas Jamal Al-Sharif menuliskan pesan terakhir atau wasiat sebelum menjadi korban pengeboman Israel bersama empat rekannya di depan RS al-Shifa di Kota Gaza pada akhir pekan kemarin.

Wasiat tersebut disampaikan melalui akun Instagram pribadinya @anasjamal44. Hingga Senin petang, 11 Agustus 2025, unggahan tersebut telah disukai lebih 688 ribu dan dibagikan lebih dari 328 ribu kali.

Al-Sharif dikenal sebagai jurnalis pemberani dan berada di garis depan dalam meliput perang di Gaza Utara. 

Berikut wasiat lengkap Anas Jamal Al-Sharif:

Ini adalah keinginan dan pesan terakhir saya.

Jika kata-kata ini sampai kepada Anda, ketahuilah bahwa Israel telah berhasil membunuh saya dan membungkam suara saya.

Pertama-tama, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Allah tahu saya telah memberikan semua upaya dan kekuatan saya untuk menjadi pendukung dan suara bagi rakyat saya sejak saya membuka mata terhadap kehidupan di gang-gang dan jalan-jalan di Kamp Pengungsi Jabalia. Harapan saya adalah Allah akan memberi saya kehidupan sehingga saya dapat kembali bersama keluarga dan orang-orang terkasih ke kota asal kami di Ashkelon (Al-Majdal), yang sekarang sudah diduduki. Namun kehendak Allah lebih cepat, dan penghakiman-Nya tidak dapat dihindari.

Saya telah mengalami kesakitan dalam setiap detailnya, merasakan kesedihan dan kehilangan berulang kali, namun saya tidak pernah ragu untuk menyampaikan kebenaran apa adanya—tanpa distorsi atau perubahan—dengan berharap Allah akan menjadi saksi terhadap mereka yang tetap diam, mereka yang menerima pembunuhan kami, mereka yang membuat kami tercekik, mereka yang hatinya tidak tergerak oleh tubuh anak-anak dan perempuan kami yang berserakan, dan mereka yang tidak menghentikan pembantaian yang dialami rakyat kami selama lebih dari satu setengah tahun.

Aku mempercayakan Palestina kepadamu, permata mahkota umat Islam dan detak jantung setiap orang merdeka di dunia ini.

Aku mempercayakan kepadamu rakyatnya dan anak-anaknya yang tidak berdosa yang tidak diberi kesempatan seumur hidup untuk bermimpi atau hidup dengan aman dan damai. Tubuh murni mereka telah dihancurkan oleh ribuan ton bom dan roket Israel—terkoyak dan berserakan di dinding.

Aku mempercayakan kepadamu untuk tidak dibungkam oleh rantai atau dibatasi oleh garis perbatasan. Menjadi jembatan menuju pembebasan tanah air dan masyarakatnya sampai matahari bermartabat dan kebebasan terbit di atas tanah air kami yang dicuri.

Aku mempercayakan kepadamu keluargaku.

Aku mempercayakan kepadamu keindahan bagi mataku, putriku tercinta Syam, yang waktu tidak mengizinkan aku untuk melihatnya tumbuh seperti yang kuimpikan.

Aku mempercayakan kepadamu putraku tercinta Salah, yang ingin ku dukung dan temani hingga dia tumbuh lebih kuat, memikul beban saya, dan melanjutkan misi.

Aku mempercayakan kepadamu ibuku tercinta, yang doanya telah menjadi kekuatanku dan cahayanya telah membimbing jalanku. Aku berdoa semoga Tuhan meringankan hatinya dan membalasnya dengan yang terbaik untukku.

Aku juga mempercayakan pendamping seumur hidupku, istri tercinta Umm Salah Bayan, yang dipisahkan oleh perang dari saya selama berhari-hari dan berbulan-bulan, namun dia tetap teguh seperti batang pohon zaitun yang tidak bengkok—sabar dan tegas—memikul tanggung jawab saat aku tidak ada dengan kekuatan dan keyakinan.

Aku memintamu mengelilingi mereka dan menjadi pendukung mereka setelah Allah Yang Maha Kuasa

Jika aku mati, saya mati dengan teguh pada prinsipku. Aku bersaksi kepada Allah bahwa aku ridho dengan ketetapan-Nya, beriman bertemu dengan-Nya, dan yakin bahwa apa yang ada pada Allah itu lebih baik dan kekal.

Ya Allah, terimalah aku termasuk orang-orang yang syahid, ampunilah dosa-dosaku yang lalu dan yang akan datang, dan jadikan darahku sebagai penerang yang menerangi jalan kebebasan umat dan keluargaku.

Maafkan aku jika aku gagal, dan limpahkanlah aku rahmat, karena aku tetap setia pada janjiku, tanpa perubahan atau pengabaian.

Jangan lupakan Gaza.

Dan jangan lupakan aku dalam doa-doamu yang khusyuk, mohonkan agar aku diampuni dan diterima Allah.

Anas Jamal Al-Sharif

Tombol Google News

Tags:

Jurnalis Al Jazeera Anas Jamal Al-Sharif Israel gaza Palestina wasit