KETIK, SURABAYA – Setiap 14 Agustus, Indonesia memperingati Hari Pramuka sebagai momen untuk meneguhkan semangat generasi muda dalam mengamalkan nilai-nilai disiplin, kemandirian dan gotong royong.
Di balik peringatan ini, ada sosok penting yang tak dapat dipisahkan dari sejarah lahirnya Gerakan Pramuka di Tanah Air, yakni Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir dengan nama Bendara Raden Mas Dorodjatun pada 12 April 1912 di Yogyakarta. Beliau adalah raja Kesultanan Yogyakarta yang ke-9 dan juga seorang negarawan penting dalam sejarah Indonesia.
Selain peran besarnya di bidang politik dan pemerintahan, beliau juga dikenal sebagai tokoh yang sangat peduli pada pendidikan karakter generasi muda, khususnya melalui gerakan kepanduan yang kini dikenal sebagai Pramuka.
Peran dalam Gerakan Pramuka
Sebelum Pramuka resmi berdiri, di Indonesia telah ada berbagai organisasi kepanduan seperti Hizbul Wathan, Pandu Islam, Nationale Padvinderij, dan Pandu Rakyat Indonesia. Namun, organisasi tersebut masih terpisah-pisah.
Pada awal 1960-an, pemerintah menginginkan adanya penyatuan seluruh organisasi kepanduan menjadi satu gerakan nasional yang kokoh dan berlandaskan Pancasila.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditunjuk sebagai tokoh utama untuk memimpin proses penyatuan ini.
Deklarasi Gerakan Pramuka
• 9 Maret 1961: Presiden Soekarno menetapkan Keppres No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang menandai bersatunya berbagai organisasi kepanduan.
• 14 Agustus 1961:Gerakan Pramuka resmi dideklarasikan di Jakarta dan ditandai dengan Apel Besar Pramuka.
• Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang pertama.
Pemikiran dan Filosofi
Bagi Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Pramuka bukan sekadar kegiatan baris-berbaris atau berkemah. Beliau melihat Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter, kemandirian, disiplin, dan semangat gotong royong.
Filosofinya menekankan bahwa pendidikan nonformal seperti Pramuka dapat menjadi penyeimbang pendidikan di sekolah.
Pengakuan sebagai Bapak Pramuka Indonesia
Karena jasanya yang besar dalam mempersatukan gerakan kepanduan, membentuk Gerakan Pramuka, serta memimpin dan membesarkannya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX secara luas diakui dan dihormati sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Akhir Hayat
Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat pada 2 Oktober 1988 di Washington DC, Amerika Serikat, dan dimakamkan di Kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Warisan Penting
• Menyatukan berbagai organisasi kepanduan Indonesia
• Menjadikan Gerakan Pramuka sebagai wadah pembinaan generasi muda
• Menetapkan tanggal 14 Agustus sebagai Hari Pramuka. (*)