Utik Tri Wulan, Dosen Unitri Raih Gelar Doktor Berkat Riset Ancaman Krisis Air di Kota Batu

15 September 2025 20:13 15 Sep 2025 20:13

Thumbnail Utik Tri Wulan, Dosen Unitri Raih Gelar Doktor Berkat Riset Ancaman Krisis Air di Kota Batu
Utik Tri Wulan Cahya, dosen Unitri yang berhasil meraih gelar doktor berkat riset ancaman krisis air di Kota Batu. (Foto: Humas Unitri)

KETIK, MALANG – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), Utik Tri Wulan Cahya, berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Pertanian dari Universitas Brawijaya (UB). Dalam disertasinya, ia menyoroti ancaman krisis air di Kota Batu akibat perubahan penggunaan lahan yang terjadi dalam 30 tahun terakhir.

Risetnya berjudul “Model Masukan Air ke Tanah di Wilayah Sub DAS Brantas Hulu akibat Perubahan Penggunaan Lahan” menemukan menemukan penurunan drastis pada kapasitas penyerapan air tanah. Pada tahun 1994, kemampuan penyerapan air oleh tanah di Kota Batu mencapai 34,02 juta meter kubik, namun angka tersebut menyusut menjadi 27,23 juta meter kubik pada tahun 2024.

Kondisi tersebut selaras dengan semakin meningkatnya lahan terbangun, atau permukiman dan wisata, serta pertanian yang dapat mengurangi kemampuan lahan menyerap air hujan.

"Penurunan ini terutama disebabkan oleh semakin luasnya lahan terbangun dan berkurangnya kawasan hutan rapat, sehingga kapasitas infiltrasi menurun. Ditambah pula dengan meningkatnya intensitas hujan akibat perubahan iklim yang mendorong limpasan permukaan lebih besar," ujarnya, Senin, 15 September 2025.

Dalam penelitiannya, Utik juga membahas kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batu yang dinilai belum mendukung konservasi sumber daya air. Namun, apabila menerapkan kelas kemampuan lahan (KKL), digadang mampu menyimpan lebih banyak air. 

Kondisi tersebut terbukti mampu meningkatkan infiltrasi air hingga 12 persen dari curah hujan. Imbasnya, lahan pun dapat terjaga sesuai dengan fungsinya untuk keberlanjutan air tanah di Kota Batu.

"Saya menawarkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan. Mulai dari desain permukiman dan wisata yang ramah resapan, penggunaan material berpori, pembangunan sumur resapan, serta implementasi agroforestry di kawasan lereng pertanian," jelasnya.

Ia berharap melalui risetnya tersebut, mampu mengatasi ancaman dan persoalan krisis air di Kota Batu. Tak hanya itu, semakin banyak dosen-dosen dari Unitri yang terpacu untuk mengejar pendidikan hingga meraih gelar doktor.

“Saya berharap pencapaian ini bisa menjadi motivasi bagi dosen-dosen lain, baik yang sedang menempuh pendidikan lanjut maupun yang belum. Jangan pernah ragu untuk terus belajar, meneliti, dan berkontribusi melalui karya ilmiah," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Unitri Dosen Unitri KRISIS AIR Doktor Unitri Kota Batu