KETIK, SURABAYA – Tokoh pertanian asal Jember, Jawa Timur, HM Arum Sabil, resmi menyandang gelar Magister Kesehatan Lingkungan (M.KL) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR).
Gelar magister itu diperolehnya dalam Wisuda ke-254 UNAIR yang digelar Sabtu 27 September 2025.
Arum sebelumnya mengikuti prosesi yudisium pada 8 Agustus 2025, bersama rekan seangkatannya.
Kini, pria yang juga menjabat Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur sekaligus Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jatim itu menambah deretan gelar akademiknya menjadi HM Arum Sabil, S.P., S.H., M.KL.
Dalam tesisnya, Arum menyoroti bahaya pestisida kimia terhadap kesehatan petani. Ia mengaku terdorong meneliti topik ini karena kegelisahannya melihat ketergantungan sektor pertanian pada pestisida sintetis.
“Sederhananya, pestisida kimia itu bisa disebut racun dan bisa membunuh. Dari situlah saya terdorong meneliti bahaya pestisida dan seperti apa penggunaan yang tepat,” ujar Arum saat menerima SK Kelulusan beberapa waktu lalu.
HM Arum Sabil, S.P., S.H., M.KL. setelah melakukan prosesi Wisuda UNAIR. (Foto: Khaesar Utomo/Ketik)
Ia menemukan bahwa paparan pestisida berpotensi menimbulkan empat penyakit pada petani, yakni anemia, diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan fungsi hati. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara, kuesioner, hingga pemeriksaan kesehatan seperti tes gula darah.
Menurut Arum, salah satu penyebab utama munculnya gangguan kesehatan adalah adanya kandungan Endocrine Disruption Chemical (EDC) dalam pestisida. Zat ini memang efektif melumpuhkan hama, namun berisiko mengganggu sistem hormon manusia jika terpapar dalam jangka panjang.
“Hasilnya menunjukkan sebagian petani, terutama yang intens menyemprot, mengalami anemia. Jumlahnya memang tidak banyak, tapi cukup untuk menjadi perhatian,” jelasnya.
Untuk menekan risiko, Arum menekankan perlunya disiplin penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), mulai dari masker, sarung tangan, hingga pakaian khusus saat penyemprotan.
Tak berhenti di situ, ia juga memperkenalkan inovasi pestisida organik berbahan alami.
“Kami kembangkan pestisida organik dari bawang putih dan bawang merah. Secara efektivitas cukup baik dalam mengendalikan hama, dan jauh lebih aman dibandingkan pestisida berbahan kimia sintetis,” tuturnya.
Bagi Arum, momen wisuda bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga pijakan untuk memperkuat gagasannya tentang pertanian sehat dan ramah lingkungan.
“Sumber pangan harus bisa dipertanggungjawabkan dan disajikan sehat untuk hidup berkelanjutan,” tegasnya. (*)
