The Great Gatsby: Ketika Uang Tak Bisa Membeli Status Sosial

20 November 2025 04:59 20 Nov 2025 04:59

Thumbnail The Great Gatsby: Ketika Uang Tak Bisa Membeli Status Sosial
Jay Gatsby di salah satu scene dalam film The Great Gatsby. (Foto: IMDb)

KETIK, SURABAYA – Di balik gemerlap pesta dan ambisi Jay Gatsby yang membara, film The Great Gatsby (2013) sesungguhnya menyimpan kritik tajam terhadap struktur kelas dalam masyarakat kapitalis.

Melalui kaca mata Marxis, kisah ini berubah menjadi potret bagaimana kekayaan tidak pernah benar-benar menembus batas sosial yang dijaga ketat oleh para pemilik “old money”.

Baz Luhrmann, sutradara film ini, menonjolkan visual megah yang menunjukkan perbedaan kelas sosial setiap karakternya.

Pesta-pesta yang diadakan Gatsby menjadi manifestasi dari materialisme berlebihan di era Kapitalis Amerika (Jazz Age). 

Orang-orang yang datang ke pesta bukan untuk Gatsby, melainkan untuk menikmati kemewahan yang berasal dari sistem kapitalis itu. Momen Gatsby mengejar cinta Daisy juga bisa dipahami sebagai upayanya membeli status sosial.

Namun, Gatsby sadar bahwa ia tidak akan pernah benar-benar menikahi Daisy atau diterima oleh masyarakat kelas atas. Oleh karena itu, ia membangun kekayaan dan mengubah posisinya semata-mata agar diterima.

Film ini juga menyoroti tiga kelas sosial berbeda:

  • Borjuis Murni (Old Money) – diwakili oleh Tom dan Daisy, yang memiliki kekayaan klasik dan tidak perlu memamerkannya.
  • Borjuis Baru (New Money) – diwakili oleh Gatsby, yang glamor, megah, dan cepat kaya, serta haus pengakuan.
  • Proletar (Kelas Pekerja) – diwakili oleh Myrtle dan George Wilson, digambarkan hidup dalam polusi, debu, dan lingkungan industri.

Pada akhirnya, kegagalan dan kematian Gatsby memperkuat kritik Marxis: meski ia memiliki kekayaan luar biasa, ia tetap tidak diterima, digunakan dan ditinggalkan oleh kelas atas (Daisy dan Tom). Kekayaan baru tidak bisa menggantikan modal sosial yang diwariskan.

Salah satu kutipan yang menggambarkan kelas sosial:

“Mereka adalah orang-orang yang ceroboh, Tom dan Daisy – mereka menghancurkan sesuatu dan makhluk hidup, kemudian mundur kembali ke dalam kekayaan atau kecerobohan mereka yang besar, atau apa pun yang menyatukan mereka, dan membiarkan orang lain membersihkan kekacauan yang mereka buat.” — Nick Carraway

Secara keseluruhan, The Great Gatsby memperkuat kritik Marxis menggunakan gaya sinematik untuk menunjukkan bahwa uang bukanlah segalanya jika seseorang tetap berada di luar lingkaran “old money”. (*)

Tombol Google News

Tags:

rekomendasi Film The Great Gatsby Kelas Sosial Kapitalisme