Tetangga Ungkap Pelaku-Korban Pembacokan di Pacitan: Pisah Ranjang Tiga Tahun

23 September 2025 14:44 23 Sep 2025 14:44

Thumbnail Tetangga Ungkap Pelaku-Korban Pembacokan di Pacitan: Pisah Ranjang Tiga Tahun
Garis polisi membentang di sekitar rumah korban pembacokan di Dusun Drono, Desa Temon, Pacitan. Aparat masih memburu pelaku dengan bantuan anjing pelacak, Selasa, 23 September 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)

KETIK, PACITAN – AS alias Wawan (45), terduga pelaku pembacokan lima anggota keluarga mantan istrinya, Miswati (40), di Dusun Drono, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, membuat geger warga.

Utamanya, tetangga sekitar rumah Wawan yang berada di Dusun Krajan, Desa Kayen, Kecamatan Pacitan.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, Wawan bukan asli pribumi Pacitan. Ia lahir di Kota Medan, Sumatera Utara.

“Ayahnya orang Medan, ibunya orang Pacitan,” ungkap Misgiman tetangganya saat ditemui Ketik.com di lingkungannya, RT 2, RW 1, Dusun Krajan, Selasa, 23 September 2025.

Di mata warga, Wawan dikenal sebagai pribadi pendiam dan sederhana.

Ia aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti arisan, selain berjualan di kantin dan bekerja sebagai penjaga sekolah sekitar tiga hingga empat tahun silam.

“Kalau di sini orangnya biasa-biasa saja, nggak pernah kelihatan tempramen. Malah rencananya tahun ini bisa diangkat jadi PPPK paruh waktu,” lanjut Misgiman tetangga sekaligus mantan bos Wawan ketika masih menjadi kernet.

Namun, perjalanan rumah tangganya tidak mulus bahkan retak.

Ia disebut cukup lama pisah ranjang dengan istrinya, Miswati, setelah sempat merantau bersama ke Jakarta.

“Awalnya dia merantau di Jakarta dengan istri dan dua anaknya. Tapi dia kembali ke Pacitan hanya bersama anaknya, untuk daftar jadi penjaga sekolah," ungkapnya.

Selang tiga tahun pisah ranjang dengan mantan istrinya karena adanya orang ketiga, beberapa bulan lalu mereka resmi bercerai.

"Yang menggugat istrinya,” jelas Misgiman.

Di rumahnya, Wawan tinggal bersama dua anaknya. Namun, usai peristiwa tragis tersebut, rumahnya tampak kosong.

Anak sulungnya, Bima (17), sempat ikut Wawan setelah pulang dari Jakarta, tapi kemudian pindah ke Desa Temon bersama ibunya.

“Sekarang anak sulungnya ikut pamannya di Desa Nogosari. Sedangkan anak bungsunya, Juna, sekitar usia 10 tahun, tetap ikut Wawan,” tambahnya.

Menurut tetangga, Wawan masih menyimpan keinginan untuk rujuk setelah resmi bercerai.

Ia sempat berencana mengajak mantan istrinya kembali setelah mendapat peluang diangkat sebagai PPPK paruh waktu.

Namun, rencana itu kandas karena mantan istrinya sudah memiliki calon pasangan baru usai kembali dari Jakarta.

“Pas waktu istrinya merantau di Jakarta, katanya bertemu laki-laki lain. Hingga sampai ada rencana menikah kembali setelah urusan cerai selesai,” ucap Misgiman.

Pun, dalam proses perceraian, pihak keluarga mantan istrinya disebut juga sempat menuntut biaya ganti kepada Wawan. 

“Tapi ya itu hanya kata orang, saya nggak tahu persis,” imbuhnya.

Misgiman mengaku tak pernah menyangka Wawan tega melakukan pembacokan terhadap keluarga mantan istrinya.

“Kalau saya pribadi, nggak pernah terbesit Wawan bisa melakukan hal kayak gitu. Orangnya pendiam,” pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Arjosari Kayen Dusun Krajan Dusun Drono Temon pembacokan Pacitan tragedi keluarga Wawan pppk paruh waktu Berita Kriminal pisah ranjang perceraian Polres Pacitan Jawa timur Berita pacitan