Termotivasi Film Sineas Lokal Mother Eart, Bupati Ini Siapkan Lahan Taman Mini Empat Hektar

10 November 2025 22:22 10 Nov 2025 22:22

Thumbnail Termotivasi Film Sineas Lokal Mother Eart, Bupati Ini Siapkan Lahan Taman Mini  Empat Hektar
Pemberian cendera mata oleh sutradara Film Muhammad Tohir dari Komunitas Ghompok kepada Ketua TP. PKK Hj. Heni Pertiwi Edison, S.Pd., di dampingi Bupati Kabupaten Muara Enim H. Edison, S.H., M.Hum. dan Fikri MS Ketua Penyelenggara dari Solidaritas Penggiat Seni Muara Enim. (Foto:Bubun)

KETIK, PALEMBANG – Bupati Muara Enim, H. Edison, S.H., M.Hum., menghadiri pemutaran film dokumenter karya sineas lokal berjudul 'Mother Earth' yang mengangkat tema budaya tunggu tubang dari tanah Semende Raya di Halaman Gedung Kesenian Putri Dayang Rindu, Kabupaten Muara Enim, 10 November 2025.

Acara yang diselenggarakan Solidaritas Penggiat Seni Kabupaten Muara Enim ini, menjadi momentum penting bagi Bupati untuk menyuarakan dukungan terhadap pelestarian budaya dan kebangkitan seni lokal. 

Edison menyampaikan apresiasi atas karya anak daerah yang dinilai mampu mengenalkan kekayaan budaya Muara Enim melalui media layar, sekaligus menegaskan komitmennya untuk menjadikan Gedung Kesenian sebagai pusat aktivitas seni di Bumi Serasan Sekundang. 

Pemutaran film dokumenter karya sutradara Muhammad Tohir dari Komunitas Ghompok itu juga dihadiri Ketua TP. PKK Hj. Heni Pertiwi Edison, S.Pd., serta sejumlah kepala OPD dan pelaku seni daerah. 

"Film 'Mother Earth' yang ia nilai bukan sekedar tontonan. Tetapi cermin budaya Semende Raya, mengangkat tema tunggu tubang—tradisi warisan leluhur yang mengatur hak waris dan peran perempuan dalam keluarga,"kata Edison usai menyaksikan Film kepada Ketik.com, 10 Nopember 2025.

Bupati menegaskan menegaskan bahwa budaya tunggu tubang masih relevan untuk diterapkan di era modern. Menurutnya, tunggu tubang bukanlah sistem yang membatasi seseorang untuk merantau atau berkembang di luar daerah, melainkan bentuk tanggung jawab sosial dan budaya terhadap tanah kelahiran.

Selain itu, dirinya berharap film Mother Earth dapat menjadi pintu masuk bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mengenal dan mencintai budaya Semende Raya. 

"Kita mengajak para sineas dan pelaku seni untuk terus menggali nilai-nilai lokal di Kabupaten Muara Enim sebagai sumber inspirasi karya," harapnya

Lebih dari itu, Bupati Edison menegaskan komitmennya untuk membangkitkan ekosistem seni di Muara Enim.

Gedung Kesenian Putri Dayang Rindu akan dikembalikan fungsinya sebagai rumah para pelaku seni—tempat berkarya, berlatih, dan berpentas.

"Gedung ini menjadi titik temu kreativitas dan kolaborasi dan pihak kita juga punya rencana besar untuk pembangunan Taman Mini Kebudayaan Muara Enim di kawasan Pelita Sari seluas 4 hektar. Di sana akan dibangun rumah-rumah adat, auditorium pertunjukan, dan ruang terbuka untuk ekspresi budaya," ungkapnya.

Sementara itu, Fikri MS sebagai koordinator dalam kegiatan Solidaritas Penggiat Seni Muara Enim tersebut menyampaikan, harapan yang besar akan kegiatan berkesenian akan terus berlangsung dengan berkolaborasi bersama seluruh penggiat seni di Kabupaten Muara Enim dan juga pemerintah daerah.

"Acara hari ini sangat membuat motivasi kami lebih besar untuk berkesenian, termasuk penayangan film, tradisi tutur, pembacaan puisi merupakan kaloborasi yang kedepannya akan kami terus lakukan," tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

muara enim sineas lokal bupati muara enim H. Edison