KETIK, JAKARTA – Forum yang diinisiasi oleh Diana Atmaja dari PT Abbasy Digital Teknologi (ADTECH) menghadirkan diskursus strategis tentang strategi transformasi digital yang mengintegrasikan kecerdasan artifisial, otomasi proses bisnis, serta penguatan infrastruktur data center secara adaptif.
Forum ini tidak hanya bertujuan meningkatkan literasi teknis, melainkan juga mempertautkan isu-isu paradigmatik integrasi sistem, mulai dari interoperabilitas, tata kelola data, hingga daya tahan infrastruktur teknologi informasi yang semakin kompleks seiring akselerasi digitalisasi di Indonesia.
Pemikiran Diana Atmaja menegaskan bahwa integrasi berbasis hybrid membutuhkan pendekatan yang bersandar pada prinsip architectural agility dan data governance lintas platform, sebagai jawaban atas tantangan organisasi dalam mengelola data dan aplikasi di ekosistem heterogen.
Hal ini sejalan dengan model enterprise digital transformation yang dalam berbagai kajian teknologi informasi menempatkan ketahanan dan adaptasi sistem sebagai aspek fundamental daya saing organisasi modern.
Akhmad Makki dari IBM Indonesia memperdalam narasi integrasi digital melalui penjelasan tentang peran webMethods sebagai middleware platform yang mengharmonisasikan ekosistem aplikasi baik di lingkungan on-premise maupun cloud.
Dengan menerapkan pola orkestrasi otomatis dan pemantauan lintas sistem, organisasi didorong untuk membangun agile integration architecture yang tidak hanya konsisten, tetapi juga mampu beradaptasi dengan dinamika kebutuhan bisnis real-time.
Danang Eri Sudewo menyoroti IBM Super iPaaS sebagai akselerator inovasi dalam workflow automation dan orkestrasi data. Transformasi dari proses manual ke otomatis menjadi faktor kunci efektivitas orkestrasi sistem, terutama dalam konteks perusahaan yang berhadapan dengan beban warisan (legacy systems) dan kebutuhan integrasi data lintas paradigma lama dan baru.
Model ini diperkuat oleh pengembangan Unified Control Plane—sebuah pendekatan meta-governance yang menjadi perhatian dalam riset tata kelola industri 4.0.
Yosia Setyo Susabdo menguraikan keunggulan IBM Power 11 sebagai solusi komputasi berperforma tinggi yang menopang operasional mission-critical workloads di lingkungan hybrid.
Penekanan pada stabilitas dan elastisitas komputasi ini selaras dengan urgensi membangun resilient infrastructure—suatu topik penting dalam literatur transformasi digital dan manajemen risiko teknologi informasi. Dengan Power 11 sebagai backbone, integrasi hybrid menjadi semakin handal dalam menghadirkan pengalaman bisnis yang cepat dan aman.
Melalui forum ini, peserta memperoleh model konseptual serta best practice mengenai integrasi digital di Indonesia. Keterbelahan data, dominasi sistem legacy, dan kebutuhan migrasi cloud dihadirkan sebagai tantangan nyata yang membutuhkan bukan hanya solusi teknologi inovatif tetapi juga restrukturisasi berpikir dalam mengelola evolusi teknologi organisasi.
Pendekatan hybrid-integrated, berbasis AI dan orkestrasi digital, menjadi strategi mutakhir yang diadvokasi IBM untuk mendukung akselerasi kesiapan inovasi nasional menuju ekonomi berbasis data.(*)
