KETIK, BATU – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batu menghentikan operasional untuk sementara waktu. Hal itu terlihat dari pengumuman yang dipasang di kaca jendela kantor PMI di Jalan Kartini, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu.
Sebuah pengumuman yang ditulis dalam secarik kertas itu menyampaikan bahwa kegiatan pelayanan PMI Kota Batu dihentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Kepala Markas PMI Kota Batu, Abdul Mutholib menyampaikan bahwa operasional PMI Kota Batu berhenti karena tidak ada anggaran.
Dikatakannya, sejak Januari hingga Juli 2025, markas PMI Batu bertahan dengan menggunakan dana talangan pribadi dari bendahara, kepala markas, serta beberapa pihak internal lainnya.
“Operasional sejak Februari sampai Juli tanpa gaji. Total talangan untuk operasional sekitar Rp80 jutaan, termasuk kebutuhan ambulance, listrik, telepon, air, Wi-Fi, makan-minum, dan obat-obatan,” katanya, Minggu 3 Agustus 2025.
Mutholib menguraikan, operasional PMI saat ini harus terhenti. Seperti pelayanan donor darah, ambulans, siaga pertolongan pertama, antar jemput pasien, bantuan evakuasi Kecelakaan Lalu Lintas dan lainnya.
Tidak hanya itu, tiga petugas utama di markas PMI sudah sejak Februari 2025 tidak mendapatkan gaji. Yaitu kepala markas, sopir ambulance, dan staf administrasi. Menurutnya, tiga entitas tersebut bekerja sebagai relawan dengan sistem honor.
“Kami butuh rata-rata Rp9 juta per bulan untuk biaya operasional minimal," tambahnya.
Mutholib mengungkapkan bahwa kondisi keterlambatan honor sebenarnya bukan hal baru di PMI Batu. Namun, tahun 2025 ini merupakan yang terburuk sejak dirinya bertugas.
Ia menyebutkan, vakumnya PMI Batu sebenarnya sudah diketahui oleh PMI pusat. Namun, pihaknya sudah tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak memiliki biaya talangan.
"Kami berharap ada perhatian dari pemerintah, karena PMI turut membantu kegiatan kemanusiaan, terutama pelayanan kesehatan darurat,” tegasnya.(*)