Solusi Damai Kasus Polantas Diduga Pukul Pengendara Motor, Polres Jombang Disorot

Polisi Didesak Bentuk Tim Independen Usut Transparan, Pernyataan Kasatlantas Tuai Kritik

8 Juli 2025 16:18 8 Jul 2025 16:18

Thumbnail Solusi Damai Kasus Polantas Diduga Pukul Pengendara Motor, Polres Jombang Disorot
Ilustrasi. Lambang Polri. (Istimewa)

KETIK, JOMBANG – Dugaan pemukulan remaja hingga pingsan di tepi jalan yang disinyalir dilakukan oknum anggota Satlantas Polres Jombang, Jawa Timur mendapat perhatian dari praktisi hukum.

Praktisi hukum Solikin Rusli mendesak Kepolisian Resor Jombang untuk membentuk tim independen guna mengusut tuntas kasus dugaan pemukulan terhadap seorang pengendara oleh oknum anggota polisi lalu lintas. 

Menurutnya, penanganan kasus ini tidak boleh selesai hanya dengan klaim “damai” atau tidak adanya tuntutan dari korban.

Solikin menilai, kasus dugaan penganiayaan ini tidak bisa dianggap selesai meskipun korban tidak menuntut. 

“Saya sudah menduga akhirnya akan seperti itu, ada semacam alibi yang berbeda, lalu dikatakan sudah damai, dan selesai begitu saja. Tapi ini bukan peristiwa biasa karena diduga melibatkan petugas,” ujarnya, Selasa, 8 Juli 2025.

Ia menekankan, justru karena melibatkan aparat, pengusutan harus dilakukan secara serius dan terbuka. “Kalau perlu, Kapolres membentuk tim independen yang berisi orang-orang kredibel. Ini bukan soal menjatuhkan institusi, justru menjaga marwah dan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian,” kata Solikin.

Evaluasi Mental dan Kelayakan Petugas

Lebih lanjut, Solikin menyarankan agar mental dan psikologis anggota yang diduga melakukan pemukulan diperiksa. “Perlu dievaluasi kelayakan dia sebagai petugas yang menjalankan fungsi kepolisian. Kalau mentalnya bermasalah, bagaimana bisa menjalankan tugas di lapangan dengan baik dan proporsional," tuturnya.

Menurutnya, kejadian seperti ini mencoreng citra institusi bila tidak ditangani secara akuntabel. “Masyarakat jadi tidak percaya. Kalau rakyat biasa yang jadi pelaku, pasti sudah langsung diproses. Tapi karena ini petugas, jangan sampai malah dibiarkan,” tegasnya.

Keterangan Medis Harus dari Rumah Sakit

Dalam kesempatan yang sama, Solikin juga mengkritik pernyataan Kasatlantas Polres Jombang yang menyebut kondisi pengendara tersebut dalam keadaan baik dan tidak mengalami luka serius. Menurutnya, otoritas yang berhak menyatakan kondisi medis seseorang hanyalah pihak rumah sakit.

“Yang berhak menyatakan kondisi korban hanya dokter atau pihak rumah sakit. Kalau polisi yang menyampaikan, itu tidak objektif. Harus ada pemisahan tanggung jawab agar tidak terjadi konflik kepentingan,” jelasnya.

Ia menyatakan, jika ada indikasi bahwa korban mengalami gangguan kesehatan akibat pemukulan atau sebab lain, kesimpulan tersebut harus berdasarkan hasil pemeriksaan medis resmi, bukan keterangan sepihak.

Usut Tuntas, Sanksi Tegas Jika Terbukti

Di akhir pernyataannya, Solikin mendesak agar pengusutan kasus ini tidak berhenti hanya pada klarifikasi sepihak. Ia meminta agar proses hukum berjalan dan jika terbukti ada kesalahan dari oknum polisi, sanksi tegas harus diberikan.

“Ini bukan hanya soal pidana, tapi juga soal etika dan integritas aparat. Jika pelanggaran terjadi dan tidak ditindak, maka akan menjadi preseden buruk,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, remaja yang menjadi korban pemukulan itu diketahui sempat tak sadarkan diri dan dilarikan ke RSUD Jombang untuk mendapatkan perawatan.

AY, salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan peristiwa itu terjadi di perempatan Jalan Raya Sambong, Kecamatan Jombang, sekitar pukul 10.00 WIB.

“Oh iya, Mas. Memang sempat beredar di grup, kejadiannya pagi sekitar jam sepuluh,” ujarnya.

Menurut AY, foto itu pertama kali muncul di status WhatsApp temannya yang tinggal di Jogoroto. Ia kemudian meminta izin untuk membagikan foto tersebut ke grup-grup WhatsApp lain.

“Awalnya di story WA teman saya, lalu saya izin share. Setelah itu viral di Facebook dan grup WA,” katanya.

Setelah fotonya ramai diperbincangkan, AY mengaku dihubungi anggota Satlantas Polres Jombang untuk mengklarifikasi.

“Tadi saya sudah ketemu Pak Kanit Turjawali, Pak Tris. Kami bertiga ngobrol, termasuk teman saya yang pertama posting, di Peterongan. Sudah clear,” ungkapnya.

Soal kondisi remaja yang diduga dipukul, AY menyebut korban sudah pulih dan tak mengalami gejala serius setelah sempat pingsan.

“Iya, informasinya kena helm terus semaput. Tapi sudah enggak apa-apa. Kata Pak Kanit, juga sudah damai waktu di rumah sakit,” ujarnya.

Ia memastikan semua unggahan foto di Facebook dan grup WhatsApp kini sudah dihapus.

“Tadi sore saya baru pulang dari pertemuan dengan Pak Kanit. Postingan Facebook sudah hilang, sudah dihapus, admin-admin grup juga sudah dihubungi,” tambahnya.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Jombang, Iptu Rita Puspitasari, mengatakan pihaknya masih memeriksa informasi yang beredar tersebut.

“Kami cek dulu, nggeh Mas. Terima kasih infonya,” tutur Rita.

Namun setelah dilakukan pengecekan internal, Iptu Rita membantah adanya aksi pemukulan. Menurutnya, remaja itu pingsan bukan karena dipukul, melainkan karena memiliki riwayat trauma kram usus.

“Jadi memang awalnya akan dilakukan razia, tapi anaknya melawan dan mencoba kabur. Setelah tertangkap, anak itu tiba-tiba pingsan,” jelas Rita.

Ia memastikan anggota polantas langsung membawa remaja tersebut ke rumah sakit.

“Tidak ada pemukulan. Anak itu punya trauma kram usus. Sempat pingsan, kemudian diantar anggota ke rumah sakit. Sekarang sudah pulang dan kondisinya membaik,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

satlantas polres jombang foto viral viral jombang pemukulan jombang