KETIK, MALANG – Lakpesdam PCNU Kota Malang menggelar 'Nahdliyyin Initiative Forum' pada 21 Oktober 2025. Kegiatan tersebut dalam rangka memeriahkan momen Hari Santri Nasional (HSN) 2025.
Nahdliyyin Initiative Forum menjadi wadah kolaboratif bagi akademisi, peneliti, dan pemangku kebijakan untuk bertukar ide terkait kemaslahatan umat. Seminar internasional yang digelar secara hybrid itu turut mengundang Prof Muhammad U Faruque dari University of Cincinnati, Amerika Serikat.
Murid dari Sayed Hosen Nasr itu menyampaikan orasi terkait paradigma Islam dalam keberlanjutan lingkungan. Menurutnya, krisis lingkungan bukan sekadar masalah teknis maupun ekonomi, namun juga krisis akan nilai dan makna kemanusiaan.
"Krisis iklim adalah krisis epistemologi dan spiritualitas. Bukan sekadar kegagalan ekonomi. Pendekatan problem-solution modern yang sangat bergantung pada teknologi dan pertumbuhan ekonomi seringnya dilakukan tanpa refleksi pada paradigma dasar tentang manusia dan alam," ujarnya.
Prof Faruque mengenalkan pendekatan 'sufi ecological economy.' Pendekatan tersebut berlandaskan keseimbangan kosmik, pengendalian diri, dan penghormatan pada kesakralan alam.
"Kerja, pertanian, dan hubungan manusia dengan tanah harusnya dilihat sebagai praktik spiritual, bukan hanya aktivitas produksi," lanjutnya.
Panitia Penyelenggara, In'amul Wafi, menjelaskan melalui forum tersebut, menjadi media pertemuan antara santri, akademisi hingga aktivis lingkungan. Mereka diajak memahami warisan keilmuan Islam klasik atau turats dengan tantangan peradaban modern.
“Kita harus sadar bahwa tantangan peradaban modern adalah krisis iklim, kesenjangan sosial, dan degradasi moral publik. Karenanya, momentum Hari Santri Nasional ini, kita tergaskan peran santri sebagai agen peradaban baru yang berakar pada spiritualitas dan tanggung jawab ekologis,” ujar Dosen Agama Islam Universitas Brawijaya tersebut.
