RSSA Malang Ungkap Dugaan Praktik Prostitusi Terselubung

12 Agustus 2025 14:17 12 Agt 2025 14:17

Thumbnail RSSA Malang Ungkap Dugaan Praktik Prostitusi Terselubung
Ilustrasi RSSA Malang yang mengungkap dugaan kasus prostitusi. (Foto: RSSA Malang)

KETIK, MALANG – Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang mengungkap dugaan praktik prostitusi terselubung yang sempat viral di media sosial. Tak hanya dugaan prostitusi, namun juga pemalakan dan pencurian yang dilakukan di lingkungan rumah sakit. 

Sub Koordinator Hukum, Humas, dan Ketertiban RSSA Malang, Dony Iryan Vebry Prasetyo menjelaskan, pelaku yakni MN telah dimintai keterangan pada 5 Agustus 2025 lalu. MN diketahui merupakan tunawisma dan kini telah diamankan. 

"Beliau mengaku seorang tunawisma dan sudah dua minggu menginap di RSSA," ujar Donny, Selasa 12 Agustus 2025.

MN sendiri dilaporoan melakukan pemalakan terhadap keluarga pasien, namun ia menyangkal tindakan tersebut. 

"Soal pemalakan, dia (MN) membantah, dan kami juga tidak punya bukti. Tapi diakui memang sering meminta-minta ke keluarga pasien,” lanjutnya. 

Pengakuan dari MN sendiri telah disampaikan dalam surat pernyataan. Dia juga berjanji tidak akan menginap di area RSAA. 

“Ke depan, kami akan tempatkan satu petugas keamanan di lokasi yang diduga jadi tempat prostitusi,” katanya. 

Sementara itu, dugaan prostitusi terselubung dan kasus lainnya terungkap dari pernyataan salah satu keluarga pasien. Ia menjelaskan aksi dari MN dilakukan pada 19, 22, 30 Juli, dan 1-2 Agustus 2025.

Keluarga pasien tersebut menjelaskan MN kerap melayani pelanggan di area apotek BPJS RSSA yang tak terpantau CCTV. 

“Dia mengaku orang berada, padahal gelandangan tanpa identitas. Bahkan pernah mengaku punya anak yang sedang Co-Ass di RSSA,” ungkapnya. 

Jelasnya, dugaan aksi prostitusi dilakukan secara terang-terangan. Bahkan pakaian korban telah ditanggalkan dan hanya menyisakan jilbab panjang. 

“Dari jarak empat meter, suara desahan terdengar jelas,” kata Melati dengan nada kesal.

Ia mengaku mendapatkan informasi dari warga bahwa sudah 27 tahun MN tinggal dan beroperasi di RSSA. Biasanya keluarga pasien dimintai uang hingga makanan. 

"Banyak pasien mengeluh karena dimintai makanan, minuman, dan uang minimal Rp5 ribu. Dalam sebulan, dia sudah lima kali beraksi di tempat yang sama,” sebutnya.

Kehadiran MN dinilai meresahkan keluarga pasien. Terlebih MN melakuka upaya pemaksaan dan juga mengancam akan membawa 6 orang preman jika perbuatannya dilaporkan. 

“Dia juga selalu membawa pisau sepanjang dua jengkal tangan orang dewasa dan memiliki komplotan lebih dari enam orang. Ada juga salah satu korban kehilangan HP pada 4 Juni 2025,” katanya.(*)

Tombol Google News

Tags:

RSSA Malang dugaan prostitusi Kota Malang Prostitusi pemalakan Keluarga Pasien