KETIK, HALMAHERA SELATAN – Di antara denyut dinamika geopolitik lokal dan denting geliat pembangunan di ufuk Timur Indonesia, satu nama menjelma menjadi titik konvergensi antara harapan rakyat dan arah kebijakan: Hasan Ali Bassam Kasuba.
Tepat hari Jumat 8 Agustus 2025, sebuah tanggal yang terpatri bukan hanya dalam almanak birokrasi, tetapi dalam ingatan kolektif masyarakat Halmahera Selatan, Media Center Bassam Helmi mengalunkan untaian doa dan penghormatan dalam bentuk ucapan milad yang tak sekadar simbolik, namun memuat ikrar dan kontemplasi mendalam atas perjalanan seorang pemimpin muda yang dikawal oleh visi, dipandu iman, dan diasuh oleh sejarah.
"Barakallahu fii umrik, Ya Aba Malik... Semoga Allah SWT senantiasa membasuhkan rahmat pada usianya, meluaskan sabar di relung dadamu, dan menetapkan langkahmu di jalan para siddiqin dan muttaqin. Engkau bukan sekadar pemegang amanah publik, tapi penjaga simpul peradaban di jazirah selatan ini," tulis Media Center Bassam-Helmi dalam rilis resmi Sabtu 9 Juni 2025.
Ucapan tersebut bukan disusun dalam ruang hampa. Ia lahir dari semesta realitas panjang, sejak Bassam Kasuba menggenggam tongkat estafet kekuasaan menggantikan Almarhum Bupati Usman Sidik.
Dalam waktu singkat, ia menegaskan diri bukan sekadar pelanjut, tetapi transformator. Strategi pembaruan birokrasi, restorasi pelayanan publik, serta rekonstruksi arah pembangunan desa menjadi bukti bahwa ia tak datang membawa narasi kosong, melainkan aksi yang terukur dan tertakar.
Di pentas Pilkada 2024 yang penuh riak dan pergulatan ideologis, Bassam kembali menegaskan legitimasinya. Kemenangan yang ia raih bersama Helmi Umar Muchsin bukan semata kalkulasi elektoral, melainkan resonansi spiritual antara kehendak rakyat dan takdir sejarah.
Kepemimpinannya adalah simbiosis antara ketegasan administratif dan kelembutan nurani dua kutub yang jarang bersatu dalam figur pemimpin muda kontemporer.
"Media Center tak hanya menjadi saksi diam, kami menjadi pena yang mengabadikan langkahnya, menjadi jembatan antara kerja dan kabar, antara niat dan dampak. Ucapan ini bukan hanya tradisi tahunan, tetapi tafsir kecintaan terhadap sosok yang kami pandang sebagai manifestasi harapan umat," lanjutnya.
Bassam Kasuba bukan hanya kepala daerah, ia adalah pembawa cahaya dalam kabut ketidakpastian, menahkodai Halmahera Selatan dengan kompas tauhid dan peta strategis yang visioner. Di tengah badai dan bisik pengganggu stabilitas, ia tetap tenang, menetap pada prinsip, bergerak dalam diam namun berdampak besar.
Kini, di usia yang bertambah, ia bukan sekadar bertambah tua, ia bertambah makna. Milad ini bukan sekadar pergantian angka, tapi pertanda bahwa waktu adalah amanah, dan usia adalah ladang amal.
Selamat milad, Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba. Semoga setiap embusan nafasmu diliputi keberkahan langit, setiap langkahmu dijaga malaikat, dan setiap keputusanmu menjadi sebab sejahteranya Halmahera Selatan di dunia dan engkau di akhirat.