Ratusan Santri Geruduk Balai Kota Malang, Bela Reputasi Kiai Lirboyo Akibat Tayangan Trans 7

15 Oktober 2025 12:28 15 Okt 2025 12:28

Thumbnail Ratusan Santri Geruduk Balai Kota Malang, Bela Reputasi Kiai Lirboyo Akibat Tayangan Trans 7
Ratusan santri geruduk Balai Kota Malang bela reputasi kiai di Lirboyo akibat tayangan Trans 7. (Foto: Lutfia/Ketik)

KETIK, MALANG – Ratusan santri gabungan dari Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) dan Santri Malang Menggugat menggeruduk halaman Balai Kota Malang, Rabu 15 Oktober 2025.

Aksi tersebut sebagai bentuk pembelaan terhadap reputasi Kiai dari Pondok Pesantren Lirboyo akibat tayangan acara dari Trans 7.

Trans 7 diduga melakukan framing negatif terhadap kiai dan pondok pesantren yang dinilai melakukan praktik feodalisme. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Himasal Malang Raya, Muhammad Taufikurrahman. 

"Mungkin dianggap asing oleh orang selama ini, padahal kami telah eksis sejak 100 tahun. Bukan karena kita menghamba kepada kiai tapi itu bentuk bukti cinta kita. Kita sudah dianggap anak, dirawat, diajarkan segalanya, baik tentang kehidupan, tujuan kita hidup, ilmu ketika kelak di akhirat," ujarnya usai aksi. 

Para santri menuntut pemboikotan program di Trans 7 yang telah melukai hati para santri. Tak hanya itu, mereka juga meminta agar izin siar Trans 7 segera dicabut. 

"Kemarin sudah dilakukan permohonan maaf secara tertulis, digital maupun visual. Tapi tuntutan kami, pimpinan Trans 7, sowan kepada kyai kami dan khususnya meminta maaf terhadap tayangan yang ada," jelasnya. 

Bagi para santri, kiai merupakan sosok yang bisa melebihi orang tua. Seumpama tubuh, kiai merupakan jantungnya. Taufik menjelaskan santri merupakan tangan dan badan yang turut teraliri denut jantung. 

"Kalau orang tua hanya mendidik kita dalam segi thohir saja. Tapi kalau para kiai, mendidik kami thohir dan batin. Istilahnya tarbiyah, pendidikan tidak hanya memberikan pelajaran, tapi juga memberikan contoh yang penting dalam kehidupan," jelasnya. 

Menurutnya aksi tersebut telah dilakukan di beberapa daerah dengan tuntutan yang berbeda-beda. Bahkan santri di Malang sedang menunggu izin dari kiai agar diperbolehkan berangkat ke Jakarta untuk membela kiai. 

"Kemudian, harus ada tayangan pembanding dari tayangan kemarin. Menarik seluruh konten yang berseliweran di media masa, media sosial dan yang lain. Itu harus bisa dihilangkan dan dihapus terhadap yang bersangkutan," tegasnya. 

Sementara itu Fairouz Huda perwakilan Santri Malang Menggugat menjelaskan beberapa tuntutan yang disampaikan. Ia ingin izin Trans 7 segera dicabut sebab berdampak buruh bagi keutuhan bangsa, menyebar fitnah dan tidak memiliki basis etika moral jurnalisme. 

"Segera tangkap para pihak manajemen Trans 7 dan partner yang bertanggungjawab atas tayangan yang memfitnah dan merendahkan para masyayikh, santri, dan pesantren. Bekukan dan cabut izin production house yang membuat program EXpose Trans 7," tegasnya. 

Ia juga mendesak pemerintah agar menjadikan peristiwa tersebut sebagai pembelajaran agar dapat merumuskan kebijakan yang lebih menjamin keberlangsungan etika jurnalisme. 

"Serta memberikan sanksi yang keras terhadap media apapun yang melanggar, berupa pencabutan izin dan sejenisnya," tandasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Lirboyo Kota Malang Kiai Lirboyo Trans 7 Demo Santri Tayangan Trans 7 Menghina Kiai