Rapor Dedi Mulyadi: 8,51 dari 10

19 Agustus 2025 14:47 19 Agt 2025 14:47

Thumbnail Rapor Dedi Mulyadi: 8,51 dari 10
Oleh : Raditya Indrajaya

Oleh : Raditya Indrajaya 

Survei Litbang Kompas yang dirilis 19 Agustus 2025 bak memberi rapor tengah semester untuk Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Hasilnya bikin tersenyum sekaligus mengernyit: nilai rata-rata kinerja 8,51 (sekitar 85% tingkat kepuasan). Ini angka yang membuat banyak kepala daerah lain mungkin iri setengah mati. Tapi seperti anak sekolah dengan nilai bagus, tetap ada catatan merah di buku rapornya.

Angka-angka yang Patut Ditepuk Tangan
Litbang Kompas mencatat, mayoritas publik Jabar puas pada aspek layanan dasar:
- Air bersih: 83,4% puas–sangat puas
- Harga kebutuhan pokok stabil: 78,9% puas
- Pelayanan kesehatan: 77,3% puas
- Biaya pelayanan publik terjangkau: 73,6% puas
- Tingkat kepuasan keseluruhan: 77,9%
- Popularitas Dedi Mulyadi: 97,1% menyukai, 80,2% memberi nilai 8–10

Program populer juga mendapat sorakan positif:
- Barak militer pembinaan anak nakal: 95,7% puas
- Ruang kelas baru (RKB): 91,6% puas
- Penyediaan listrik masyarakat miskin: 91,8% puas
- Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni): 88,2% puas
- Perbaikan infrastruktur jalan: 85,7% puas

Evaluasi izin tambang: 85% puas
Keyakinan warga pada janji kampanye: 90% yakin akan terealisasi
Kalau ini rapor sekolah, nilainya nyaris sempurna. Tidak heran kalau banyak warga merasa “pemimpin ada dan bekerja.”

Catatan Merah: Perut Rakyat Masih Belum Aman
Namun, Kompas juga menulis jelas catatan merah di kolom lain:
- 57,6% warga menilai kinerja penyediaan lapangan kerja buruk/sangat buruk
- 67,2% kecewa soal penurunan pengangguran
- 60,4% menilai program mengatasi kemiskinan belum memuaskan
- 48,8% menilai bansos tidak tepat sasaran

Inilah paradoksnya: pelayanan publik memuaskan, tapi dompet rakyat masih tipis. Jalan bagus memang bikin nyaman, tapi kalau isi dompet cuma cukup buat bensin motor seminggu sekali, warga tetap mengeluh.

Medsos: Senyum 59%, Cemberut 22%
Kompas Monitoring juga menganalisis 199.422 konten medsos (1 Juni–3 Agustus 2025). Hasilnya:
- Positif: 59%
- Netral: 19%
- Negatif: 22%

Tiga isu paling panas di medsos:
1. Konflik rumah ibadah → 43% negatif
2. Tata ruang dan tambang liar → 41% negatif
3. Distribusi bansos → 39% negatif

Artinya, di dunia nyata warga mengapresiasi, tapi di dunia maya warganet tetap cerewet. Kalau pelayanan air bersih lancar, mereka bisa bilang: “Oke, tapi sinyal Wi-Fi masih jelek.” Begitulah warganet, selalu punya bahan untuk nyinyir.

Puji, Koreksi, dan Harapan
Pujian: Dedi Mulyadi berhasil membuktikan pemerintah hadir dalam pelayanan dasar. Popularitasnya 97,1% bukan angka main-main—ini tanda ada hubungan emosional dengan rakyat.

Koreksi: Ekonomi rakyat masih goyah. Lapangan kerja, kemiskinan, dan bansos harus jadi prioritas. Kalau PR ini tidak selesai, nilai 8,5 bisa turun drastis tahun depan.

Harapan: Dengan kepercayaan 90% warga pada janji kampanye, tantangan terbesar Dedi Mulyadi bukan lagi soal popularitas, tapi soal eksekusi janji hingga dirasakan perut rakyat.

Penutup
Survei Kompas 19 Agustus 2025 memberi gambaran jelas: Jabar hari ini puas pada layanan publik, tapi masih lapar akan kesejahteraan ekonomi. Rapor Gubernur Dedi memang tinggi, tapi PR-nya juga menumpuk. Popularitas bisa membuat dielu-elukan, tapi hanya kinerja nyata yang akan membuatnya dikenang.

Jadi, kalau tahun depan nilai 8,5 ingin naik jadi 9, bukan hanya air bersih dan listrik gratis yang harus dijaga, tapi juga lapangan kerja dan dompet rakyat yang perlu segera diisi. Karena rakyat bisa saja tersenyum puas, tapi kalau isi dompet kosong, senyumnya lebih mirip “senyum kecut".(*)

*) Raditya Indrajaya, adalah Pemerhati Ekonomi dan Kebijakan Publik
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.com
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
Berikan keterangan OPINI di kolom subjek.

Tombol Google News

Tags:

gubernur jabardedi mulyadi Survei Medsos pengangguran Lapangan Kerja