Santai! Ndak usah serius-serius. Seperti judulnya, tulisan ini jelas bukan catatan pengamat politik. Apalagi pakar hukum. Opini pribadi. Boleh setuju, boleh tidak.
Ini hanya pandangan pribadi rakyat biasa, yang senang menggatuk-gatukkan karakter orang maupun hal-hal yang ditemui dengan bacaan astrologi alias rasi bintang. hehe.
Sebagai pria berzodiak Taurus, yang memiliki sifat kepo, penyayang, tekun, penyabar, dan pekerja keras, ehm, itu kata artikel lho ya, sejak awal Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden, saya sudah mencari tanggal lahir, bulan dan tahunnya.
Dan ternyata, Presiden kedelapan kita ini lahir pada 17 Oktober 1951. Libra.
Bukan hanya presiden kita yang berasi bintang berlambang timbangan itu. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ternyata juga sama. Dia lahir pada 1 Oktober 1987.
Duh, ternyata Mas Wapres seumuran saya. Sudah jadi wapres. Hmm, kok bisa? Ndak usah diteruskan.
Kembali ke laptop. Sejarah baru pun tercipta. Duo Libra menguasai Indonesia. Sampai lima tahun ke depan, sejak keduanya dilantik pada 20 Oktober 2024.
Sejak itu juga saya kerap menggatuk-gatukkan gaya kepemimpinan maupun kebijakan RI 1 dengan ke-libra-annya.
Ahli Komunikasi
Salah satu yang paling menonjol adalah pegaulan luas Prabowo dengan para pemimpin dunia.
Sampai Juli 2025, atau sembilan bulan sejak menjabat, Presiden Prabowo tercatat telah melakukan 17 kunjungan luar negeri. Baik itu bersifat bilateral maupun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).
Sepanjang itu juga kita meihat begitu pandai dan lihainya Prabowo berkomunikasi dengan para pemimpin dunia, baik itu dalam momen formal maupun nonformal internasional.
Kecakapan Bahasa Inggris Prabowo makin mendukungnya melakukan itu. Salah satu contoh, kita melihat sendiri di berbagai media, betapa lihai dan santai Prabowo berkomunikasi lewat sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Pemandangan yang jarang atau mungkin tidak kita temui di presiden sebelumnya. Skip.
Kerap juga kita melihat, betapa cerdas dan hangat cara Prabowo menyapa para pimpinan negara lain di sela-sela acara resmi internasional. Spontan. Hangat. Nonformal. Tapi tetap tidak melewati batas.
Aksinya menghampiri seorang anak kecil Brasil di lobby hotel juga sempat viral saat dia berkunjung ke negara tersebut. So cute.
Libra, memang dikenal sebagai zodiak yang pandai berkomunikasi. Mereka memiliki kemampuan alami untuk berbicara dengan cara yang tenang, namun tetap dengan penuh pertimbangan.
Berusaha Adil, Tidak Suka Konfrontasi
Nah, sikap libra satu ini yang sekarang lagi hangat diperbincangkan, nih. Dilansir dari Orami, Libra adalah satu dari tiga rasi bintang dengan elemen udara bersama Gemini dan Aquarius. Mereka adalah para pemikir, komunikator, sekaligus penyeimbang hebat.
Para libra, cenderung selalu ingin memastikan semua orang didengar dan segala sesuatu berjalan seimbang. Pas dengan lambang zodiak mereka. Timbangan.
Ketika akan mengambil keputusan, Libra selalu menimbang-nimbang segala aspek, agar keputusan yang ia buat tidak memunculkan konflik baru dan menjaga kehidupan atau hubungan sosial lebih harmonis.
Amnesti-Abolisi Hasto dan Tom Lembong
Hal ini segaris jika ditarik ke isu yang sedang hangat saat ini. Presiden Prabowo baru saja menggunakan haknya sebagai kepala negara memberikan amnesti dan abolisi untuk ‘dua musuh politiknya’ di Pilpres lalu. Betul, keduanya adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong.
Dalam keterangan resmi, Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas menegaskan, pemberian amnesti dan abolisi adalah ide yang sejak dulu dimunculkan Presiden Prabowo. Supratman menekankan Prabowo tak pernah membahas kasus orang per orang dalam Keputusan ini.
Dia mengungkapkan, ada 1.116 napi lain yang juga memenuhi syarat mendapat amnesti dari Presiden Prabowo. Dia menyebutkan, langkah ini diambil Prabowo untuk menjaga keutuhan bangsa. Supratman menyebutkan, Prabowo selalu menekankan rekonsiliasi untuk bersatu padu membangun Indonesia. Terlebih menuju Peringatan HUT ke-80 Indonesia.
Meski demikian, melansir Tirto, Pengajar Hukum Tata Negara dari Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, Bivitri Susanti, menilai keputusan Presiden Prabowo memberikan abolisi kepada Tom Lembong bukan langkah baik dari sisi penegakan hukum.
Menurutnya, proses menyatakan seseorang tidak bersalah seharusnya dilakukan melalui mekanisme hukum yang adil dan transparan. Langkah pemberian abolisi untuk Tom Lembong dia sebut semakin menguatkan dugaan sejak awal, yakni kasus hukum Tom Lembong adalah pesanan politik.
Di lain sisi, dilansir Tempo, Dosen komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, tindakan Prabowo membebaskan Hasto dan Lembong mengandung pesan dan jelas memiliki hitung-hitungan politik.
Hensa, panggilan akrabnya, sepakat dengan Supratman. Dengan langkah ini, Prabowo ingin menunjukan diri sebagai pimpinan negara yang merangkul semua pihak, termasuk lawan politik.
Prabowo ingin meredam konfrontasi, polarisasi politik yang masih terasa pasca-pemilu. Prabowo ingin menegaskan diri sebagai pemimpin untuk semua kubu, bukan hanya kelompok tertentu. Dengan kata lain, Prabowo sebisa mungkin ingin memastikan ‘everybody happy’ selama dia memimpin negara ini. Hmmm, Libra banget kan? (*)
*) I’ied Rahmat Rifadin adalah Jurnalis Ketik.com
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.com
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi.(*)