KETIK, MALANG – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX tahun 2025 tidak hanya menggerakkan roda ekonomi masyarakat, tetapi juga menyebabkan lonjakan volume sampah di Kota Malang. Selama acara berlangsung, jumlah sampah yang dihasilkan diperkirakan meningkat hingga 10 ton setiap harinya.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang telah menyiagakan penuh pasukannya untuk mengatasi persoalan ini. Kepala Bidang Persampahan, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) DLH Kota Malang, Roni Kuncoro, menjelaskan bahwa petugas kebersihan telah disebar ke setiap lokasi pertandingan Porprov 2025.
"Per hari bisa dikatakan ada 5-10 ton sampah yang kami angkut. Timbunan sampah di venue meningkat," ujarnya, Sabtu, 5 Juli 2025.
Peningkatan ini, lanjut Roni, tak lepas dari banyaknya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang didominasi sektor kuliner di setiap venue. Kondisi ini membuat petugas kebersihan DLH Kota Malang harus bersiaga penuh menghadapi lonjakan sampah.
Untuk mengantisipasi penumpukan, beberapa kantong sampah (trash bag) telah terpasang di lokasi pertandingan maupun tribun penonton, guna menampung sampah bekas makanan dan minuman agar tidak berserakan.
"Titik yang paling banyak ditemukan sampah itu pasti di titik venue porprov, kawasan Stadion Gajayana, GOR Ken Arok dan Islamic Center," jelasnya.
Jenis sampah yang dominan ditemukan adalah sampah anorganik dan sisa makanan. Dari beberapa venue yang ada, Stadion Gajayana mendapatkan alokasi petugas kebersihan terbanyak hingga 15 orang. Sementara itu, GOR Ken Arok dialokasikan 10 orang, Gedung Islamic Center 7 orang, Lapangan Amprong 6 orang, dan GOR Bimasakti sebanyak 5 orang. (*)