Pertikaian Cinta di Kampus UIN Raden Fatah, Dua Mahasiswa Adu Jotos!

29 Oktober 2025 15:05 29 Okt 2025 15:05

Thumbnail Pertikaian Cinta di Kampus UIN Raden Fatah, Dua Mahasiswa Adu Jotos!
Sekretariat Mapala UIN Raden Fatah Palembang, Rabu 29 Oktober 2025 (Foto: Yola/Ketik.com)

KETIK, PALEMBANG – Kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang kini menjadi perhatian publik. 

Peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 18 Oktober 2025 lalu sekitar pukul 14.30 WIB di lingkungan kampus itu diduga bermula dari persoalan pribadi antar mahasiswa yang kemudian melebar menjadi pertikaian.

Berdasarkan laporan korban ke Polsek Kemuning Palembang, insiden bermula ketika pacarnya, mahasiswi berinisial PR, terlibat pertengkaran dengan mahasiswi lain berinisial SR melalui pesan WhatsApp pada Jumat malam, 17 Oktober 2025.

Keesokan harinya, PR dipanggil oleh seorang senior Mapala UIN berinisial MZ untuk dimintai klarifikasi. Namun, situasi justru memanas setelah korban mendapat beberapa panggilan dari anggota Mapala lainnya, termasuk seseorang berinisial AH, yang disebut mengancam agar dirinya segera datang ke sekretariat organisasi.

Setibanya di lokasi, korban mengaku langsung ditarik kerah bajunya oleh mahasiswa berinisial FS dan dimarahi terkait persoalan antara PR dan SR.

Tak berhenti di situ, korban juga mengaku diseret ke kamar mandi, dicekik, dan kepalanya dibenturkan ke dinding hingga mengalami luka di pelipis kiri dan pipi. Merasa dianiaya, korban pun melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.

Sementara itu, Ketua Mapala UIN Raden Fatah Palembang, Ridho, memberikan keterangan berbeda. Ia membenarkan adanya perkelahian antara korban dan salah satu anggota organisasinya, namun menegaskan bahwa insiden tersebut bukan murni penganiayaan, melainkan kesalahpahaman yang berujung adu fisik. 

Menurutnya, peristiwa itu bermula ketika korban dan PR, yang juga anggota Mapala, terciduk berpelukan di depan mahasiswa baru saat kegiatan ospek. 

Foto keduanya sempat beredar di media sosial TikTok dan memicu reaksi dari internal organisasi karena dianggap tidak etis dilakukan di depan umum, terlebih keduanya mengenakan pakaian Mapala yang dipinjam dari senior.

“Karena dianggap tidak pantas bagi organisasi, kami memanggil PR untuk klarifikasi. Namun yang datang justru pacarnya, bukan PR,” ujar Ridho Rabu (29 Oktober 2025). 

Dirimya menjelaskan, saat berada di sekretariat sempat terjadi adu mulut antara korban dan sejumlah pengurus. FS, yang awalnya berniat melerai, justru ikut tersulut emosi hingga terjadi perkelahian.

“Keduanya sama-sama luka. Pelipis korban lebam, sementara FS juga mengalami luka di kepala,” jelasnya.

Usai kejadian, pihak organisasi mengaku telah memediasi kedua belah pihak dan membuat surat perdamaian di atas materai. 

“Korban bahkan sempat meminta maaf lebih dulu. Kami sudah mengobati keduanya dan menganggap masalah selesai,” tambahnya. 

Namun, pihak Mapala mengaku terkejut setelah mengetahui korban tetap melaporkan peristiwa itu ke polisi. “Kami baru tahu ada laporan setelah dipanggil pihak kampus. Kami kira sudah damai,” ungkap Ridho.

Hingga kini, Polsek Kemuning Palembang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap laporan dugaan penganiayaan tersebut. Sejumlah saksi akan dipanggil untuk dimintai keterangan guna memastikan duduk perkara kejadian yang terjadi di dalam lingkungan kampus itu.

Sementara itu, pihak UIN Raden Fatah Palembang belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden yang turut mencoreng nama baik kampus tersebut.(*)

Tombol Google News

Tags:

penganiayaan Cekcok gara gara wanita UIN raden Fatah Palembang