KETIK, SURABAYA – Menjelang perayaan Natal, umat Katolik dianjurkan untuk melaksanakan sakramen pengakuan dosa atau rekonsiliasi sebagai bentuk persiapan rohani.
Sakramen ini dianggap penting agar umat dapat menyambut kelahiran Yesus Kristus dalam hati yang bersih dan penuh damai.
Dilansir dari Keuskupan Agung Jakarta, Rabu, 17 Desember 2025, pengakuan dosa adalah salah satu dari dua sakramen penyembuhan di Gereja Katolik.
Sakramen ini berlaku bagi mereka yang telah dibaptis dan ingin berdamai kembali dengan Allah setelah melakukan dosa yang membuat hubungan dengan Tuhan dan sesama menjadi renggang.
Dalam ajaran Gereja, dosa adalah perbuatan yang melawan cinta kasih Tuhan dan sesama manusia. Dosa membuat manusia semakin jauh dari Allah dan menghilangkan rahmat yang pernah diterima dalam sakramen baptis.
Melalui pengakuan dosa, umat diharapkan dapat kembali kepada Allah, serta memperbaiki hubungan dengan Gereja dan sesama.
Tidak hanya sekadar mengakui kesalahan, Gereja Katolik menekankan pentingnya pertobatan sejati yaitu rasa sesal yang tulus dan tekad untuk mengubah hidup menjadi lebih baik (metanoia).
Pengakuan dosa juga memberikan manfaat rohani yang mendalam. Belas kasih Allah yang diterima melalui sakramen ini dipercaya membantu umat melawan kebiasaan buruk, melepaskan rasa bersalah, dan memperkuat keyakinan untuk hidup kudus menjelang Natal.
Tradisi pengakuan dosa sebelum Natal sering dilakukan umat Katolik terutama selama Masa Adven periode persiapan selama empat minggu sebelum Natal.
Melalui praktis rohani ini, umat dapat memasuki perayaan Natal dengan penuh harapan, damai, dan kesiapan menyambut Yesus Kristus yang datang ke dunia.
Tata Cara Sakramen Tobat Secara Pribadi
(Pada saat kita memasuki kamar yang telah dipersiapkan, kita berlutut dan menerima berkat pengantar dari Imam, kemudian membuat tanda salib sebagai pembukaan pertobatan kita).
1. Puji Syukur No. 104
(Pada saat memasuki kamar/bilik yang telah dipersiapkan, kita berlutut dan menerima berkat pengantar dari Imam, kemudian membuat tanda salib sebagai pembukaan pertobatan kita).
U: “Bapa, Sakramen Tobat terakhir yang saya terima adalah … (sebutkan kapan terakhir kali menerima Sakramen Tobat)”
Apabila ini adalah pengakuan dosa pertama: “Bapa, ini penerimaan Sakramen Tobat saya untuk pertama kalinya.”
U: “Bapa, dari saat terakhir saya menerima Sakramen Tobat sampai saat ini, saya sadari telah melakukan dosa-dosa dan oleh karena itu pada saat ini dihadapan Bapa saya mau mengaku kepada Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kepada seluruh umat Allah yang kudus, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian, khususnya bahwa saya telah: … (sebutkan dosa Anda dengan jujur)
Saya sungguh menyesal atas semua dosa saya itu, dan dengan hormat saya meminta pengampunan serta penitensi yang berguna bagi saya.”
(Imam akan memberikan nasehat dan apa yang harus Anda lakukan sebagai penitensi atas dosa Anda dengan seksama. Setelah itu, Pastor akan meminta Anda untuk mengucapkan doa tobat)
2. Doa Tobat (PS 25)
Allah Yang Maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau Yang Mahapengasih dan Mahabaik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah Yang Mahamurah, ampunilah aku orang yang berdosa. Amin.
(Pada waktu Imam memberikan absolusi, Anda membuat tanda salib, mengucapkan terima kasih, lalu keluar). (*)
