KETIK, BATU – Akademisi Universitas Muhammadiyah Malang, Rachmad Kristiono Dwi Susilo Ph.D menilai pemasangan portal parkir otomatis, seperti yang dilakukan di Kawasan Alun-Alun Kota Batu, merupakan hal positif.
"Pemasangan portal ini bisa mencegah kebocoran retribusi parkir," ucap Rachmad KDS, sapaan karibnya.
"Apalagi, soal kebocoran ini kan sudah jadi rahasia umum," sambungnya.
Menurut Rachmad, potensi pendapatan parkir Alun-Alun Kota Batu, secara kasat mata cukup besar, terlebih pada akhir pekan dan liburan.
Namun, Rachmad menyebut, pemasangan portal parkir tak bisa dilakukan begitu saja, apalagi dipasang di jalan umum, seperti di kawasan Alun-Alun Kota Batu.
"Kan alun-alun di situ tidak terpisah dengan pemukiman, seperti di Kota Malang. Jadi harus melalui pertimbangan yang matang," tuturnya.
Selain itu, menurut Rachmad, dalam pemasangan portal parkir, Pemerintah Kota Batu harus mendengarkan aspirasi masyarakat, terutama yang langsung terdampak.
"Aspirasi mereka harus didengarkan. Saya yakin, ini tidak sulit kok. Masyarakat Batu ini kan guyub. Sangat agraris," kata Rachmad.
Lebih lanjut, Rachmad pun mewanti-wanti agar Pemerintah Kota Batu benar-benar memanfaatkan masa uji coba pemasangan portal parkir ini. Menurutnya, selain uji teknis, umpan balik dari masyarakat juga harus didengarkan.
"Bahkan, uji coba bisa jadi tolok ukur apakah program ini dilanjutkan atau tidak," pungkasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Batu menguji coba pemasangan portal untuk parkir di kawasan Alun-Alun Kota Batu mulai Sabtu, 6 Desember 2025. Rencananya, uji coba ini akan berlangsung selama sebulan.
Pada hari pertama uji coba muncul sejumlah protes dari warga dan pedagang yang biasa berjualan di kawasan Alun-Alun Kota Batu. (*)
