KETIK, SURABAYA – Tak terasa pemulangan jemaah haji Debarkasi Surabaya sudah masuk masa akhir. Kelompok terbang (kloter) 97 atau yang paling terakhir tiba pada Jumat, 11 Juli 2025 sore.
Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya, Muh. Asadul Anam menjelaskan kepada keluarga jemaah haji untuk bersabar. Menantikan anggota keluarganya tiba di Tanah Air.
"Waktu pemulangan tinggal 4 hari lagi, kami harap keluarga para jemaah tetap bersabar di kampung halaman menunggu kedatangan keluarga tanpa datang ke asrama haji," tuturnya, Senin, 7 Juli 2025.
Salah satu haji dari kloter 75, Fatahula La Aba asal Desa Gunung Sari, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten SIKKA, Maumere, Nusa Tenggara Timur yang tergabung dalam Debarkasi Surabaya merasa senang bisa pulang ke Tanah Air dengan selamat.
Haji tertua asal NTT, berumur 104 tahun ini masih kuat menjalani ibadah di Tanah Suci. Bahkan Fatahula, walaupun usianya sudah lebih dari satu abad, ia masih sehat, kuat, hanya pendengarannya saja yang mulai menurun.
"Alhamdulillah, seumur hidup saya belum pernah opname di rumah sakit. Saya juga tidak punya penyakit seperti darah tinggi, kolesterol maupun diabetes," jelasnya.
Fatahula berangkat haji, seorang diri. Tidak didampingi oleh istrinya karena telah meninggal dunia terlebih dahulu. Sebenarnya ia hendak didampingi anaknya untuk menggantikan istri.
"Tapi karena masa pendaftaran haji belum 5 tahun, jadi belum bisa berangkat tahun ini," kata mantan nelayan ini.
Kendati sendiri berangkat ke Tanah Suci, Fatahula tidak merasa kesepian. Sebab banyak teman-temannya, seperti Arifin Daeng Ahmad.
Arifin (60) yang merupakan teman sekamar Fatahula selama di Tanah suci menjelaskan, jika secara fisik tubuhnya masih bugar.
“Alhamdulillah, beliau dapat melakukan tawaf tanpa bantuan kursi roda bahkan di sana beliau membantu mendorong rekan jemaah yang memakai kursi roda. Beliau setiap hari ikut tawaf,” kenang Arifin.
Jika Fatahula sudah bisa pulang ke Tanah Air dengan selamat, tidak demikian dengan Tristy Erlinwati. Haji asal Lumajang itu belum bisa pulang karena baru saja melahirkan di Makkah.
Ia dikabarkan oleh Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya, Muh. Asadul Anam belum bisa pulang karena sang bayi yang lahir prematur masih dalam pemantauan di rumah sakit.
Selama menjalani perawatan di Makkah. Tristy ditemani suaminya, Fachrizal Rachmat.
Sementara itu untuk jumlah jemaah haji Debarkasi Surabaya yang meninggal dunia hingga hari ini, Senin, 7 Juli 2025 ada total 103 orang. Rinciannya:
- 4 jemaah wafat di Embarkasi/Pemberangkatan
- 5 jemaah wafat di pesawat (2 pada pemberangkatan, 3 pada pemulangan)
- 90 jemaah wafat di Arab Saudi
- 4 jemaah wafat pada Debarkasi/pemulangan. (*)