Pemkab Blitar Dorong Kebangkitan Tembakau Lokal Lewat Riset Pemupukan dan Bimtek Petani

22 November 2025 11:04 22 Nov 2025 11:04

Thumbnail Pemkab Blitar Dorong Kebangkitan Tembakau Lokal Lewat Riset Pemupukan dan Bimtek Petani
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar, Sabtu 22 November 2025. (Foto: Favan/Ketik.com)

KETIK, BLITAR – Pemerintah Kabupaten Blitar terus memperkuat sektor tembakau lokal melalui pendekatan ilmiah berbasis riset. Pada tahun 2025, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mengarahkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) bukan hanya untuk pembangunan fisik, tetapi juga pembinaan sosial, peningkatan kapasitas petani, serta penelitian pemupukan bekerja sama dengan Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Pemanis dan Serat (BRMP TAS) Kementerian Pertanian RI.

Kepala DKPP Kabupaten Blitar, Ir. Setiyana, menjelaskan bahwa program DBHCHT tahun ini dirancang agar manfaatnya langsung dirasakan petani. Pemerintah menghadirkan rangkaian bimbingan teknis (bimtek) yang mencakup budidaya tembakau, pola kemitraan, hingga penguatan kelembagaan petani.

“Bimtek ini mencakup budidaya, kemitraan, hingga penguatan kelembagaan. Salah satu kegiatan pentingnya adalah uji pupuk untuk menentukan dosis paling ideal bagi varietas tembakau lokal,” terang Setiyana, Sabtu, 22 November 2025.

Riset pemupukan dilaksanakan di Desa Mandesan, Kecamatan Selopuro—wilayah yang dikenal sebagai pusat produksi tembakau unggulan sejak masa kolonial. Penelitian difokuskan pada varietas tembakau Selopuro, varietas ikonik Blitar dengan karakter khas yang telah dikenal sejak abad ke-17.

“Uji lapangan sudah selesai, kini kami menunggu hasil laboratorium dari BRMP TAS. Nantinya hasil riset ini akan menentukan dosis pupuk yang paling sesuai bagi varietas tertentu,” jelas Setiyana.

DKPP berharap hasil penelitian ini menjadi acuan ilmiah bagi petani agar tidak lagi bergantung pada tebakan, melainkan menggunakan data valid untuk meningkatkan kualitas daun dan produktivitas.

Sejak tahun 2021, DKPP Blitar telah bekerja sama dengan BRMP TAS dalam merakit dan melepas lima varietas unggul tembakau lokal: Kalituri, Mancung, Lulang, Sedep, dan Kenongo. Kolaborasi ini menjadi bagian dari strategi pertanian berkelanjutan yang diperkuat melalui riset dan ketersediaan benih unggul.

Peneliti BRMP TAS, Aji Pangestu, menjelaskan bahwa pihaknya memastikan ketersediaan benih dasar dan benih sebar untuk area hingga 10 ribu hektare pada periode 2023–2024.

“Target kami, lima tahun ke depan petani di Blitar bisa memperoleh benih unggul secara berkelanjutan. Tahun 2025 ini kami fokus pada bimtek perbenihan sekaligus riset pemupukan untuk varietas Kenongo dan Lulang,” jelas Aji.

Dalam penelitian tersebut, BRMP TAS menanam tembakau di lahan satu hektare dengan kombinasi pupuk organik dan kimia untuk menemukan dosis paling efisien tanpa mengurangi kualitas hasil panen.

Kecamatan Selopuro, yang sudah dikenal sejak masa VOC sebagai penghasil tembakau berkualitas tinggi, kembali menjadi pusat perhatian dalam upaya kebangkitan tembakau lokal. Setelah varietas asli Blitar berhasil dimurnikan kembali, peluang untuk mengembalikan kejayaan tembakau Selopuro semakin terbuka.

“Melalui program DBHCHT 2025, Pemkab Blitar ingin mewujudkan pertanian tembakau yang tangguh, produktif, dan berdaya saing. Petani menggunakan data ilmiah, bukan lagi sekadar perkiraan,” tegas Setiyana.

Kolaborasi riset, bimtek, dan penguatan benih ini menunjukkan bahwa DBHCHT bukan sekadar instrumen anggaran, tetapi alat strategis untuk mendorong pertanian berbasis ilmu pengetahuan, memperkuat ekonomi desa, dan menghidupkan kembali kejayaan tembakau lokal Blitar. (*)

Tombol Google News

Tags:

Blitar Kabupaten Blitar DBHCHT tembakau