KETIK, TULUNGAGUNG – Ribuan pengunjung memadati area depan Kantor Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, untuk memeriahkan rangkaian peringatan Hari Jadi Tulungagung ke-820. Acara bertajuk “Kandung Festival” ini resmi dibuka oleh Camat Rejotangan, Didi Jarot Widodo Nursamsu, pada Jumat malam, 21 November 2025.
Kandung Festival menjadi salah satu agenda utama peringatan hari jadi kabupaten. Selama dua hari, 21–22 November 2025, festival ini menampilkan berbagai kegiatan budaya dan pameran UMKM dengan menghadirkan lebih dari 25 stan.
Pengunjung dapat menikmati ragam produk unggulan, sekaligus menyaksikan penampilan seni budaya lokal seperti solawatan, langen beksan, reog kendang, hingga musik akustik.
Dalam sesi wawancara, Camat Didi Jarot menegaskan bahwa festival ini tidak hanya menjadi ruang promosi UMKM, tetapi juga wadah untuk mengangkat tradisi dan budaya yang berkembang di wilayah Rejotangan.
Melibatkan UMKM, Lembaga Pendidikan, dan Generasi Muda
“Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai pelaku UMKM hingga generasi muda untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka,” ujarnya.
Salah satu penampilan yang menyedot perhatian ialah pertunjukan Forum Anak Desa, yang diberikan ruang khusus untuk menampilkan seni tradisional. Selain itu, festival juga melibatkan sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SMA sebagai upaya menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak dini.
Dorong Penguatan Potensi Perdesaan
Didi Jarot menambahkan bahwa keberagaman potensi desa di Rejotangan harus menjadi kekuatan bersama. Kandung Festival menjadi sarana untuk mempromosikan produk unggulan desa serta memperluas jejaring usaha bagi UMKM.
“Dengan adanya bazar ini, kami berharap jejaring usaha semakin kuat dan peluang bagi UMKM untuk berkembang semakin terbuka,” imbuhnya.
Festival ini juga ditujukan untuk memperluas peluang kerja dan memperkuat ekonomi lokal melalui pengembangan UMKM. Menurut Didi Jarot, keberhasilan penyelenggaraan festival tidak terlepas dari partisipasi masyarakat Rejotangan.
“Kegiatan ini menjadi wadah untuk mempererat kerukunan dan silaturahmi antarmasyarakat,” ujarnya.
“Kami berharap festival ini dapat menjadi tradisi tahunan yang terus mengangkat potensi daerah.”
Sebanyak 16 desa turut berpartisipasi dengan menampilkan produk khas masing-masing. Kehadiran paguyuban PKL turut menambah keberagaman produk yang ditawarkan. Penampilan seni budaya selama dua hari semakin menegaskan pentingnya menjaga kearifan lokal.
“Nguri-nguri budoyo sangat penting untuk diwariskan kepada generasi berikutnya,” tegasnya.
Kandung Festival sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Tulungagung yang menekankan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku UMKM, dan masyarakat, sektor ekonomi lokal diharapkan semakin berkembang.
“Bupati Tulungagung selalu mendorong agar ekonomi kerakyatan semakin hidup, dan festival ini merupakan salah satu bentuk nyata dukungan tersebut,” terang Didi Jarot.
Ia menutup sambutannya dengan harapan agar Kandung Festival dapat menjadi identitas Rejotangan.
“Kami ingin festival ini berkembang sebagai tradisi yang mempererat silaturahmi sekaligus memperkenalkan potensi lokal kepada lebih banyak orang,” ujarnya.
Dengan semangat kebersamaan, Rejotangan dan Tulungagung diharapkan semakin maju dalam berbagai sektor, terutama ekonomi dan kebudayaan.
