KETIK, MALANG – PCNU Kota Malang memberikan perhatian pada proses pencarian jati diri kalangan remaja. Terlebih di era media sosial, ilusi kehidupan yang sempurna mampu menyerang psikologi anak muda.
Perhatian tersebut ditunjukkan dalam sebuah Pengabdian Masyarakat dengan tajuk 'Realitas dan Dilema Digital: Mengungkap Ilusi Media Sosial dan Proses Pencarian Jati Diri dalam Quarter-Life Crisis bagi Pelajar SMA.' Kegiatan yang digelar oleh FISIP UB dan Lakpesdam NU itu dilaksanakan pada 23 September 2025.
Salah satu narasumber, M Fajar Shodiq menjelaskan bahwa para remaja harus sadar bahwa media sosial memicu perbandingan yang dapat membuat cemas, merasa rendah diri, dan kebingungan identitas.
“Remaja berada pada fase penting pencarian jati diri. Sayangnya, media sosial sering menampilkan realitas semu yang penuh standar sosial tidak realistis. Tanpa sikap kritis, hal itu bisa menjerumuskan mereka pada ketidakpastian, bahkan memperburuk proses pencarian jati diri,” ujarnya.
Banyak peserta yang mengaku minder ketika melihat update kehidupan teman-temannya di media sosial. Melalui diskusi tersebut, para remaja diharapkanmampu sadar bahwa tampilan di media sosial tidak selalu mencerminkan kondisi yang sebenarnya terjadi.
Fajar mengungkapkan terdapat strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan digital. Salah satunya dengan membatasi waktu dalam penggunaan media sosial. Selain itu, peserta diajak untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif dan memperkuat rasa syukur dengan kehidupan yang kini tengah dijalani.
“Remaja adalah agen perubahan. Jika mereka bisa melihat media sosial dengan lebih kritis, mereka tidak hanya akan terhindar dari jebakan ilusi digital, tetapi juga bisa memanfaatkannya untuk menyuarakan isu sosial, ekonomi, hingga politik yang relevan dengan kehidupan mereka,” lanjut Fajar. (*)