KETIK, SLEMAN – Pemerintah Kabupaten Sleman tak hanya merayakan kepatuhan pajak individu, tetapi juga menyoroti kontribusi masif dari sektor-sektor usaha dan institusi vital dalam optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam acara Sarasehan Pajak Sleman, Sabtu malam 27 September 2025, terlihat jelas bahwa pembangunan Sleman, mulai dari infrastruktur hingga layanan publik, sangat ditopang oleh pajak dari dunia usaha.
Di sela acara, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sleman, Abu Bakar, mengungkapkan bahwa capaian realisasi PBB-P2 tahun 2025 yang telah melampaui target (mencapai Rp87,4 miliar) tidak lepas dari peran besar para wajib pajak kategori badan usaha.
Disebutkan dari total 105 wajib pajak panutan yang menerima penghargaan, mayoritas didominasi oleh 78 wajib pajak dari sektor Pabrik, menunjukkan peran industri manufaktpur dan sejenisnya sebagai penyumbang terbesar.
Menyusul di belakangnya adalah 15 Hotel dan empat Restoran, yang memperkuat posisi Sleman sebagai destinasi pariwisata dan kuliner.
Yang menarik, 5 Universitas juga masuk dalam daftar penerima penghargaan, menggarisbawahi pentingnya institusi pendidikan tinggi dalam ekosistem ekonomi dan perpajakan daerah. Sementara 3 Rumah Sakit melengkapi daftar sektor esensial yang taat pajak.
Dalam kesempatan ini Bupati Sleman, Harda Kiswaya secara khusus menyampaikan apresiasi, berharap kepatuhan sektor-sektor ini dapat menjadi inspirasi.
"PBB-P2 adalah nyawa bagi pembangunan kita. Dengan melihat dominasi dari pabrik, hotel, dan universitas dalam daftar panutan, kita semakin yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Sleman berjalan seiring dengan kesadaran fiskal yang tinggi," ujar Harda.
Disebutkan terkait hal tersebut BKAD Sleman berharap di tahun-tahun mendatang, jumlah wajib pajak badan usaha panutan akan semakin meningkat, dengan nilai pembayaran yang terus bertambah, menjadi indikator kesehatan dan prospek ekonomi Sleman yang cerah. (*)