KETIK, TASIKMALAYA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat kolaborasi dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk mempercepat perluasan akses keuangan. Kegiatan ini sebagai bagian dari upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan menuju Indonesia Emas 2045.
Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Darwisman mengatakan OJK memiliki peran penting dalam mendukung pemerintah (pusat dan daerah) untuk mencapai visi Indonesia Emas Tahun 2045. Hal ini disampaikannya saat rapat pembahasan Program Kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Tahun 2026 bersama Walikota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan di Kantor Pemkot Tasikmalaya, Senin (1/12/2025).
"Untuk itu, sebagai bentuk dukungan, OJK bersama Pemerintah Kota Tasikmalaya membahas program kerja TPAKD Tahun 2026, terutama program kerja yang mengembangkan potensi unggulan di Kota Tasikmalaya,” jelas Darwisman dalam keterangan resminya, Selasa 16 Desember 2025.
Darwisman menjelaskan, perekonomian Kota Tasikmalaya memiliki daya ungkit terhadap ekonomi Jawa Barat. Sebab, pertumbuhan ekonominya tercatat berada di atas laju ekonomi Jawa Barat dalam 4 triwulan terakhir. Pertumbuhan ekonomi Kota Tasikmalaya di Triwulan III-2025 sebesar 6,84 persen yoy, lebih tinggi dari Jawa Barat yang sebesar 5,20 persen yoy.
Perekonomian Kota Tasikmalaya, menurut Darwis, dapat berkontribusi lebih optimal karena daerah berjuluk “Kota Santri” ini memiliki potensi yang tergolong banyak dan beragam.
Pertama, Kota Tasikmalaya memiliki bonus demografi. Berdasarkan kategori usia, jumlah penduduk di Kota Tasikmalaya terbanyak merupakan Generasi Z (25,50 persen), diikuti dengan Gen Millenial (23,96 persen), Gen Alpha (20,57 persen), Gen X (18,65 persen), dan Gen Baby Boomer (11,32 persen).
Kedua, Kota Tasikmalaya memiliki jumlah UMKM yang tergolong banyak yakni sebesar 133.552 unit usaha yang bergerak di sektor perdagangan besar dan eceran, sektor penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman, sektor pengangkutan dan pergudangan, sektor industri pengolahan, dan sektor informasi dan komunikasi.
Namun, pelaku UMKM tersebut masih minim dalam mengakses pembiayaan/ kredit perbankan yang tercermin dari jumlah rekening sebanyak 48.749 rekening (36,50 persen terhadap total pelaku UMKM di Kota Tasikmalaya).
Ketiga, Kota Tasikmalaya memiliki komoditas unggulan di sektor pertanian yakni padi, sapi perah, kambing/domba, pisang, jahe dan kopi. Selain itu, Kota Tasikmalaya memiliki produk unggulan di sektor ekonomi kreatif antara lain bordir, kayu olahan, dan kerajinan.
“Pemerintah Kota Tasikmalaya dapat menetapkan pengembangan komoditas unggulan yang high impact terhadap perekonomian Kota Tasikmalaya untuk menjadi program kerja TPAKD Tahun 2026,” ucap Darwisman.
Kepala OJK Tasikmalaya Nofa Hermawati menambahkan, TPAKD Kota Tasikmalaya telah menjalankan 8 program kerja di tahun ini. Antara lain Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), Bussiness Matching UMKM, Edukasi Dan Sekolah Pasar Modal, Digitalisasi Keuangan (Merchant QRIS), Tabungan Emas, dan Tabungan Syariah.
Pelaksanaan program-program tersebut membuka akses keuangan kepada masyarakat antara lain pembukaan 3.990 rekening baru, business matching kepada 7 UMKM, 1.093 rekening reksadana, 2.152 rekening tabungan emas, dan 998 rekening tabungan Syariah.
“OJK Tasikmalaya berkomitmen untuk memperkuat sinergitas dan kolaborasi dengan Pemkot Tasik dalam menyusun program kerja TPAKD Tahun 2026 demi tercapainya program pemerintah yakni Indonesia Emas 2045,” ucapnya.
Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan menyambut baik langkah OJK dan menyampaikan dukungan atas program kerja TPAKD.
“Kami mendukung penuh kolaborasi ini karena sejalan dengan visi pembangunan Kota Tasikmalaya. Dengan adanya program kerja TPAKD, potensi unggulan daerah dapat lebih optimal dikembangkan sehingga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat maupun nasional,” ungkap Viman.(*)
