KETIK, BATU – Banyak jalan menikmati keindahan Kota Batu. Salah satunya dari udara. Jika ingin menikmati pemandangan kota berjuluk 'Swiss kecil di Pulau Jawa ini' seperti seekor elang, Anda bisa menjajal terbang dengan paralayang.
Ada banyak penyedia jasa paralayang di Kota Batu. Yang paling terkenal adalah jasa paralayang di Gunung Banyak, Kota Batu.
Ahmad Fauzi, salah seorang pilot senior dan safety officer paralayang Gunung Banyak, memastikan timnya siap membawa pengunjung merasakan sensasi terbang dan menikmati keindahan Batu.
"Kami siap mengajak pengunjung merasakan sensasi baru. Biasanya kan melihat keindahan secara biasa. Nah, ini cara baru dengan sudut pandang baru," kata Ahmad Fauzi.
"Dijamin ketagihan nantinya," sambung pria 57 tahun tersebut.
Menurut Fauzi, pengunjung tak perlu takut menjajal paralayang. Pasalnya, kendati memicu adrenalin, terbang dengan paralayang sangat aman.
"Ada prosedur keamanan lengkap yang wajib dipenuhi. Mulai dari pakaian hingga parasut cadangan," tuturnya.
Untuk syarat menjajal paralayang pun mudah. Hampir semua orang boleh menjajal pengalaman naik paralayang tandem.
"Yang penting nggak sakit jantung," kata Fauzi.
"Usia berapa pun boleh. Berat minimal penumpang 20 kilogram sementara berat maksimalnya 90 kilogram," sambungnya.
Fauzi menyebut, para pengunjung akan didampingi oleh tandem master berpengalaman. Menurut pria asal Singosari, Kabupaten Malang ini, tandem master dipilih dari atlet atau mantan atlet.
"Pengalaman mereka sangat penting sebagai faktor keamanan," tutur Fauzi.
"Mereka tentu lebih tenang dalam mengantisipasi kejadian-kejadian apa pun. Yang penting, pengunjung mengikuti arahan, insyaallah aman," ia menambahkan.
Soal tarif terhitung tak terlalu mahal dibanding pengalaman dan sensasi yang didapatkan. Pengunjung lokal dikenai tarif Rp400 ribu. Untuk wisatawan mancanegara dikenai tarif Rp500 ribu
"Sementara, untuk pengunjung ber-KTP Malang Raya, tarifnya Rp310 ribu," paparnya.
Fauzi juga memastikan, timnya siap mengantisipasi lonjakan pengunjung pada libur Natal dan Tahun Baru. Menurutnya pada libur Nataru beberapa waktu lalu, pengunjung paralayang membeludak sampai lebih dari seratus flight dalam sehari.
"Ini rekor pengunjung tertinggi. Bahkan, ada yang sudah selesai terbang antre untuk terbang lagi," ia menandaskan. (*)
