Menghayati ‘Hymne Guru’: Profil Sartono dan Lirik Lengkap Lagu Penghormatan untuk Pendidik

25 November 2025 14:00 25 Nov 2025 14:00

Thumbnail Menghayati ‘Hymne Guru’: Profil Sartono dan Lirik Lengkap Lagu Penghormatan untuk Pendidik
Ilustrasi guru dan murid yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar (Foto: Freepik)

KETIK, SURABAYA – Setiap peringatan Hari Guru Nasional, lagu Hymne Guru ciptaan Sartono kembali menggema di berbagai sekolah dan instansi pendidikan di seluruh Indonesia. Karya monumental ini telah menjadi simbol penghormatan bagi para pendidik selama lebih dari empat dekade, sekaligus meneguhkan posisi Sartono sebagai salah satu sosok penting dalam perkembangan musik pendidikan Indonesia.

Pria yang lahir di Madiun pada 29 Mei 1963, merupakan seorang guru seni musik honorer sekaligus pencipta lagu ikonik “Hymne Guru”.

Meski putus sekolah di kelas 2 SMA karena kondisi ekonomi, Sartono tidak menyerah pada passion-nya di dunia musik. Ia pernah bekerja di perusahaan rekaman Lokananta dan bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU di Madiun.

Rezeki ide datang ketika Sartono mengikuti lomba cipta lagu dari Departemen Pendidikan Nasional (sekarang Kemendikbud Ristek) pada tahun 1980. Karena keterbatasan alat musik, ia menciptakan melodi lagu dengan cara bersiul, sambil mencatat lirik di selembar kertas.

Kesungguhannya bahkan sampai menjual jas agar bisa membayar ongkos kirim liriknya ke panitia lomba. Dari ratusan peserta, lagu ciptaannya berhasil menang dan mendapat penghargaan, plus kesempatan studi banding ke Jepang.

Sartono kemudian menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional (saat itu Yahya Muhaimin) dan Dirjen Pendidikan. Pada 10 November 2011, ia kembali diakui di bidang seni dan budaya oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Sayangnya, Sartono meninggal pada 1 November 2015 di RSUD Kota Madiun pada usia 79 tahun.

Salah satu keistimewaan lagu Hymne Guru adalah perubahan lirik pada bagian akhir. Awalnya berbunyi “pahlawan bangsa tanpa tanda jasa,” tetapi setelah Surat Edaran PGRI tahun 2007, lirik tersebut diubah menjadi “pembangun insan cendekia” untuk semakin mengangkat derajat profesi guru.

 

Berikut lirik lengkap ‘Hymne Guru” Ciptaan Sartono:

Terpujilah

Wahai engkau ibu bapak guru

Namamu akan selalu hidup

Dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir

Di dalam hatiku

Sebagai prasasti terima kasihku

Tuk pengabdianmu

Terpujilah wahai ibu bapak guru

Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku

Sebagai prasasti terima kasihku

Tuk pengabdianmu

Engkau bagai pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa

Tombol Google News

Tags:

Hymne Guru Sartono Hari Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa 25 november