KETIK, SURABAYA – Penantian panjang Ihya Ulumuddin akhirnya berbuah kelegaan sekaligus kesedihan, ketika mendengar kabar bahwa keponakannya Nuruddin telah meninggal dunia. Ia menjadi salah satu korban robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Tatapan sayu dan terlihat termenung langsung terlihat di wajah Ihya usai tim DVI Polda Jawa Timur mengumumkan Identifikasi korban Ponpes Al Khoziny pada Minggu, 5 Oktober 2025 kemarin.
Ihya tak percaya, bahwa perasaan tak enak yang sempat dirasakan ternyata benar-benar terjadi, yaitu berupa bangunan roboh di Ponpes Al Khoziny. Dimana terdapat keponakannya yang sedang menimba ilmu di sana.
Sulaiman ayah Ahmad Rijalul Haq, korban Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. (Foto: Fitra/Ketik)
"Kalau firasat dari orang tua saya belum dengar. Tapi kalau saya, sore Senin kemarin, (29 September 2025) saya merasakan kok bingung, kok gini hawanya. Kejadian perkiraan jam setengah 3-4 sore saat saya di rumah Surabaya, Kalikedinding," jelasnya di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
Setelah perasaan gusar, Ihya langsung melihat grup WhatsApp dan ternyata ada kabar bangunan Ponpes Al Khoziny roboh.
"Saya alumni sama. Semua mayoritas keluarga saya mondok, enggak harus selalu di Al Khoziny," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ihya menceritakan, pertemuan terakhir dengan Nuruddin terakhir kali ketika ada acara keluarga. "Saya jarang ketemu. Ketemu paling saat hajatan saja," katanya.
Menurut Ihya, Nuruddin yang berusia 13 tahun itu merupakan sosok yang periang dan sederhana dalam kesehariannya.
"Orangnya enggak aneh-aneh. Enggak terlalu banyak omong juga, tapi periang," jelasnya.
Setelah proses identifikasi berhasil dilakukan, pihak keluarga, kata Ihya langsung dibawa menuju Blega, Madura untuk dimakamkan.
Sementara itu dari keluarga Ahmad Rijalul Haq, yaitu ayahnya Sulaiman tampak tak kuasa menahan kesedihan usai mengetahui anaknya telah meninggal dunia.
Mata Sulaiman tampak berkaca-kaca dan tak kuat melontarkan kata-kata usai mengetahui kabar duka tersebut.
"Saya sudah ikhlas, semuanya saya serahkan ke Allah SWT," katanya dengan suara lirih.
Setelahnya, Sulaiman langsung ikut menyolatkan anak keduanya itu dari empat bersaudara. (*)