KETIK, BATU – Siapa yang nggak tahu macetnya Kota Batu pas musim liburan? Sebagai magnet wisata utama di Jawa Timur, libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu bikin jalanan di kota dingin ini jadi "lautan kendaraan".
Tapi tenang, tahun ini Polres Batu sudah menyiapkan jurus jitu untuk mengurai benang kusut lalu lintas, namanya: Sistem Pasang Surut.
Terdengar unik ya? Kayak istilah di laut. Tapi jangan salah, sistem ini jadi kunci penting biar kamu nggak tua di jalan pas mau healing ke Jatim Park atau Alun-alun Kota Batu. Yuk, kita bedah gimana cara kerjanya!
Sistem "Pasang Surut" sebenarnya adalah istilah teknis untuk pengaturan lajur yang fleksibel atau situasional.
Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata, menjelaskan kalau sistem ini bakal difokuskan di jalur utama, mulai dari Simpang Tiga Pendem sampai Simpang Tiga Jalan Dewi Sartika.
Prinsipnya sederhana, petugas akan memantau ke arah mana arus kendaraan yang paling deras.
"Pada sistem pasang surut, pengaturan dilakukan dengan pola dua jalur naik dan satu jalur turun. Dari total empat lajur yang ada, tiga akan difungsikan untuk kendaraan yang menuju Kota Batu (masuk), dan satu lajur disisakan untuk arus keluar," ujar AKBP Andi saat dikonfirmasi pada Minggu, 21 Desember 2025.
Kenapa disebut pasang surut? Karena jumlah lajur ini bisa berubah-ubah. Kalau sore hari wisatawan mulai "pasang" alias masuk ke Batu, lajur masuk diperbanyak. Sebaliknya, kalau sudah waktunya "surut" atau orang-orang pulang, lajur keluar yang bakal ditambah.
Buat kamu yang sering ke Batu, pasti tahu kalau Pertigaan Pendem adalah "gerbang utama" yang menyatukan arus dari arah Malang dan Surabaya. Titik ini sering banget jadi bottleneck alias penyempitan jalur yang bikin antrean mengular sampai ke Karanglo.
Dengan sistem 3-1 (tiga masuk, satu keluar), polisi ingin memastikan kendaraan dari arah bawah (Malang/Surabaya) tidak tertahan terlalu lama di tanjakan. Ini juga langkah antisipasi biar mesin mobil nggak overheat gara-gara kelamaan antre di jalur menanjak.
Tak hanya itu, Polres Batu juga menggandeng BMKG untuk memantau cuaca setiap 10 menit. Kenapa? Karena saat hujan turun, perilaku pengemudi berubah—lebih lambat dan lebih waspada—yang otomatis bakal bikin arus makin tersendat.
Kalau kondisi sudah mulai stuck, barulah sistem pasang surut ini ditingkatkan levelnya menjadi One Way (satu arah) atau dialihkan ke jalur-jalur alternatif seperti Jalan Wukir di sisi Batos.
Meski polisi sudah kerja keras, sebagai pengendara kita juga harus cerdas. Ini beberapa tips biar liburanmu di Batu tetap asyik:
Pantau Jam Operasional: Biasanya lonjakan kendaraan terjadi mulai pukul 10.00 WIB hingga sore hari. Berangkatlah lebih pagi!
Update Informasi: Pantau akun media sosial resmi Polres Batu atau radio lokal untuk tahu apakah sistem pasang surut atau one way sedang diberlakukan.
Sabar dan Patuh: Kalau petugas sudah memasang water barrier, jangan nekat memotong jalur atau crossing. Itu justru bakal bikin macet makin parah.
Fokus polisi tahun ini tidak hanya soal macet, tapi juga keamanan jalur. Mengingat cuaca yang sedang tidak menentu, Polres Batu juga menyiagakan alat berat di jalur-jalur rawan seperti Pujon yang mengarah ke Pacet. Jadi, kalau ada gangguan alam, penanganannya bakal secepat kilat.
Liburan di Kota Batu memang butuh strategi, tapi dengan adanya sistem Pasang Surut ini, setidaknya kita punya harapan untuk sampai di destinasi wisata dengan suasana hati yang tetap happy.(*)
