KETIK, BATU – Terletak di tepi Sungai Brantas, yang mengaliri wilayah Mojorejo Kota Batu, sebuah tempat suci berada. Warga setempat menyebutnya Punden Mojorejo.
Ketika Ketik.com mengunjungi tempat tersebut, Rabu, 3 Desember 2025, keberadaan punden nyaris tak terlihat dari jalan. Satu-satunya yang menunjukkan bahwa di tempat tersebut ada situs bersejarah adalah papan nama bertuliskan Punden Mojorejo.
Ada sejumlah pekerja yang sedang merenovasi punden tersebut. Mereka menambah tinggi tembok pembatas punden tersebut.
"Dari Kota Batu, Mas. Perintahnya ya meninggikan tembok punden ini," kata salah seorang pekerja.
Naik ke halaman punden, tak tampak lagi cungkup yang dulu menaungi batu-batu andesit dan bata kuno. Bebatuan tersebut kini berserakan terpapar matahari dan tersiram hujan.
M. Wafi, seorang warga setempat, menyebut bahwa punden ini merupakan pertapaan Mpu Gandring, seorang empu pembuat keris yang legendaris. Mpu Gandring adalah pembuat keris yang dipergunakan Ken Angrok untuk merebut tahta di Tumapel dan mendirikan wangsa Rajasa.
Sementara, sebagian sejarawan berpendapat berbeda. Mereka menyebut bahwa Punden Mojorejo merupakan lokasi asal Prasasti Sangguran, yang terkenal sebagai prasasti tersebut.
Prasasti Sangguran dikeluarkan Raja Medang, Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga untuk menetapkan daerah sima terhadap Desa Sangguran pada 982 Masehi.
Desa Sangguran mendapat keistimewaan karena di sana terdapat bangunan suci para pandai besi, atau kajurugusalyan.
Bahkan, ada yang menyebut, desa yang kini diyakini berada di Ngandat, Mojorejo, Kota Batu ini merupakan daerah produsen senjata.
Arkeolog Dwi Cahyono meyakini bahwa para produsen senjata di Ngandat ini menyiapkan senjata bagi para prajurit Medang. Dalam era modern, peranan para produsen senjata ini mirip sebagai Pindad di Indonesia.
Muncul asumsi bahwa sampai era keakuwuan Tumapel, wilayah Ngandat masih menjadi pusat industri senjata. Sementara, Mpu Gandring merupakan salah satu produsen ternama di wilayah tersebut, atau bahkan merupakan kepala pusat perindustrian ini.
Secara jarak, logis mengaitkan bahwa Mpu Gandring merupakan penerus pusat industri senjata era Medang. Tak jauh bagi Ken Angrok, yang berdomisili di Karuman -wilayah Tlogomas Malang saat ini- untuk memesan senjata ke Mpu Gandring.
"Kuat dugaan bahwa tempat penempaan logam, tempat Mpu Gandring menempa keris pesanan Ken Angrok, yang biasa disebut Lulumbang tersebut berada di Ngandat. Bukan di Bululawang atau Plumbangan," tutur Dwi Cahyono.
Jika asumsi ini benar, bisa disimpulkan bahwa Kota Batu merupakan salah satu pusat industri pada masanya. Selain industri senjata, ada sejumlah daerah di Kota Batu yang memiliki toponimi yang berkaitan dengan industri.
Dan, yang pasti, sejak zaman dulu, Batu sudah menjadi salah satu wilayah penting dan strategis dalam peradabannya.
Prasasti Sangguran kini berada jauh dari tanah yang dijaganya. Batu bertulis seberat nyaris empat ton ini teronggok di halaman rumah keluarga Lord Minto, di Roxburghshire, Skotlandia. Sementara, embusan angin dingin Skotlandia terus menggerus tulisan yang terpahat di atasnya.
Pemerintah Indonesia ini sudah beberapa kali mencoba memulangkan Prasasti Sangguran. Namun, sejauh ini, prasasti tersebut masih teronggok nun jauh di sana. (*)
