Mendikdasmen Soroti Tantangan Literasi dan Karakter saat Kemajuan Teknologi hingga Munculnya AI

9 Oktober 2025 20:38 9 Okt 2025 20:38

Thumbnail Mendikdasmen Soroti Tantangan Literasi dan Karakter saat Kemajuan Teknologi hingga Munculnya AI
Mendikdasmen Abdul Mu'ti saat pemaparan seminar internasional di Universitas Brawijaya (Foto: Aris/Ketik)

KETIK, MALANG – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia Abdul Mu'ti menyoroti rendahnya literasi dan tantangan karakter di tengah kemajuan teknologi informasi.

Menurutnya, literasi bukan sekadar kemampuan membaca huruf, tetapi juga kompetensi memahami teks, mengungkapkan gagasan tertulis, hingga bentuk komunikasi lainnya.

Hal itu disampaikan Mendikdasmen Abdul Mu'ti pada pemaparan di Seminar Internasional Teflin 2025 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya, dengan tema 'Reimagining English Language Education in the Age of Al and Digital Transformate Integrating Inclusive Education and Cultural Diversity', Kamis 9 Oktober 2025.

"Kompetensi ini juga berkaitan dengan dimensi etika literasi. Kita lihat sekarang, di era digital ini, kita melihat bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan karakter yang sangat serius," ucap Abdul Mu'ti.

Menteri kelahiran Kudus, Jawa Tengah, itu menyoroti kemajuan penggunaan teknologi di generasi muda yang seharusnya diiringi pembentukan karekter dan kesopanan.

Foto Mendikdasmen Abdul Mu'ti saat menjadi pembicara di seminar internasional Universitas Brawijaya (Humas Kemendikdasmen)Mendikdasmen Abdul Mu'ti saat menjadi pembicara di seminar internasional Universitas Brawijaya (Foto: Humas Kemendikdasmen)

Maka berkaitan dengan pengajaran pembelajaran Bahasa Inggris dan penggunaan teknologi sejak dini perlu diiringi unsur budaya, nilai-nilai kemanusiaan universal, dan nilai luhur manusia.

"Ketika kita mengembangkan pembelajaran mendalam, sekali lagi, hal itu bukan sekadar pergeseran atau paradigma baru dalam pendidikan kita, melainkan merupakan bagian dari arah jangka panjang kita untuk membangun karakter dan peradaban bangsa," papar Abdul Mu'ti kembali.

Pria yang juga Sekjen Pengurus Pusat Muhammadiyah itu juga menekankan pentingnya pendidikan berkolaborasi dengan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intellegence (AI). Ia melihat manfaat AI sebagai saran untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran Bahasa Inggris.

"Teknologi ini sangat membantu, tetapi di sisi lain, bisa juga merugikan. Banyak aspek kompetensi mengajar yang mungkin tergantikan oleh teknologi ini. Misalnya, ketika kita mengajar penerjemahan, keahlian khusus ini bisa saja tergantikan oleh AI dan chat GPT," jelasnya.

Maka penguasaan teknologi informasi bagi para tenaga kependidikan di Indonesia, begitu penting. Selain mampu memberikan pembelajaran Bahasa Inggris, tenaga kependidikan atau guru dituntut bisa membangun komunikasi dan mampu mengadopsi nilai-nilai budaya positif dari kemajuan teknologi.

"Komunikasi tidak hanya berarti bahwa orang dapat berkomunikasi menggunakan bahasa, tetapi komunikasi berarti bahwa siswa dapat mengekspresikan ide-ide mereka, dapat beradaptasi dan mengadopsi budaya positif," tukasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Mendikdasmen Abdul Mu'ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti Artificial Intellegence