KETIK, MALANG – Universitas Islam Negeri (UIN) Malang menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem pendidikan Islam di Indonesia. Implementasinya UIN Maulana Malik Ibrahim Malang meluncurkan program pendampingan bagi pondok pesantren (Ponpes) dengan berfokus pada tiga hal.
Rektor UIN Malang Prof. Ilfi Nur Diana menyampaikan, ada tiga fokus utama pada peluncuran program penguatan ekosistem pendidikan Islam.
Pertama mulai dari pendampingan manajemen konstruksi pesantren, dimana UIN Malang memiliki enam program studi teknik, yakni teknik sipil, arsitektur, industri, informatika, mesin, dan lingkungan, siap turun langsung memberikan bimbingan teknis kepada pesantren-pesantren di Jawa Timur.
"Kedua, pendampingan psikososial dan kesehatan, yang melibatkan Fakultas Psikologi dan Fakultas Kedokteran UIN Malang," kata Ilfi Nur Diana, di UIN Malang, Rabu 15 Oktober 2025.
Ia mencontohkan, tim kampus telah terjun memberikan dukungan psikososial bagi para santri korban insiden di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, yang bekerja sama dengan PKNU dan tokoh masyarakat Malang.
"Ketiga terkait gerakan ekopesantren, yaitu pendampingan dalam penerapan fikih lingkungan (fiqh al-bi’ah) melalui kegiatan pengabdian masyarakat dosen dan program KKN mahasiswa. Gerakan ini diharapkan menjadi langkah konkret menuju pesantren hijau dan berkelanjutan," paparnya.
Pihaknya juga mengajak seluruh dosen dan mahasiswa UIN Malang untuk bersiap berkontribusi dalam pendampingan masyarakat melalui riset dan pengabdian.
“Isu-isu yang muncul di sekitar kita, dari Malang hingga Jawa Timur, perlu kita jawab bersama dengan aksi nyata,” katanya.
Melalui kolaborasi ini, UIN Maliki Malang menempatkan diri bukan sekadar sebagai lembaga akademik, melainkan mitra strategis bagi pesantren untuk tumbuh bersama dalam semangat keilmuan, kemanusiaan, dan keberlanjutan.
Di sisi lain, Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Nasarudin Umar yang turut hadir dalam peluncuran itu mengapresiasi langkah UIN Malang untuk memperkuat sistem pendidikan Islam. Baginya antara pesantren dan perguruan tinggi Islam harus saling bersinergi satu sama lainnya.
"Hidup pesantren itu perlu sentuhan spiritual sekaligus pengalaman praktis. Kerjasama UIN dengan pesantren di berbagai daerah akan menciptakan hubungan saling mendampingi. Kedua pihak dapat berbagi keunggulan dan pengalaman dan pengalaman. Pesantren bisa mendampingi UIN, dan UIN juga bisa mendampingi pesantren,” ujar Nasaruddin Umar.
Menurutnya, kolaborasi antara lembaga pendidikan tinggi dan pesantren bukan hanya ideal, tapi juga strategis untuk memperkuat karakter dan daya saing umat. Ia pun mengajak seluruh pihak untuk mendukung sinergi ini sebagai bagian dari penguatan pendidikan Islam nasional.
"Kami mengajak seluruh pihak mendukung dari berbagai sisi penguatan pendidikan Islam nasional," ucap pria yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta tersebut.(*)