KETIK, MALANG – Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, menekankan pentingnya transformasi tata kelola dan visi pesantren untuk mandiri. Pernyataan ini disampaikannya dalam Talkshow Interaktif Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren yang digelar di UIN Malang, Senin, 24 November 2025.
Menurut Prof Asep, salah satu bentuk penerapan tata kelola yang baik adalah dengan penguatan ekonomi internal. Di pesantrennya, ia menyebut, hal ini dilakukan dengan mewajibkan santri berbelanja di dalam lingkungan pesantren.
"Ini bisa dijadikan perbandingan bagi Dirjen Pesantren nantinya, dan mungkin ini juga bisa diterapkan di UIN Malang," katanya.
Selain penerapan tata kelola yang baik, menurut guru besar di bidang sosiologi itu, pesantren perlu mengubah visi mereka. Visi pesantren, menurut Prof Asep, semestinya adalah untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Salah satunya, adalah menghadirkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan inklusif bagi semua.
"Dari situ dimulainya, sehingga kemerdekaan bisa terwujud," tegasnya.
Menurut Prof Asep, sejarah pesantren dan kemerdekaan sudah berlangsung panjang. Sejak awal 1900-an, pesantren menjadi pusat perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Prof Asep menyebut, untuk mencapai visi tersebut, maka perlu ada tata kelola yang ketat dan bertanggung jawab. "Ketat dalam pelaksanaannya, bertanggung jawab dengan hasilnya," tuturnya.
Selain itu, Prof Asep berpesan agar pesantren menyiapkan pilar-pilar untuk kemajuan. Ada tiga unsur yang menurutnya menjadi tiga pilar utama tersebut.
"Pilar pertama adalah para ulama dan ilmuwan. Pilar kedua adalah birokrat yang adil dan didukung kontribusi para konglomerat. Sementara, yang ketiga, adalah para profesional yang bertanggung jawab," tandasnya.
