KETIK, LOMBOK TENGAH – Menjelang pelaksanaan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025, persiapan teknis terus dimatangkan di Pertamina Mandalika International Circuit.
Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah simulasi flag marshal, petugas pengibar bendera yang memiliki peran vital dalam kelancaran dan keselamatan balapan.
Flag Marshal, Garda Terdepan Keselamatan
Flag marshal bertugas memberikan sinyal kepada pembalap dengan bendera berwarna yang masing-masing memiliki arti berbeda.
Bendera kuning menandakan adanya insiden di lintasan, merah berarti balapan dihentikan, hijau menandakan lintasan aman, dan biru memberi peringatan ada pembalap lain yang hendak menyalip.
Dengan kecepatan motor yang bisa melesat hingga 350 km/jam, ketepatan dan kecepatan reaksi para marshal sangat menentukan.
Kesalahan kecil bisa berakibat fatal bagi pembalap maupun jalannya lomba.
Simulasi di Titik-Titik Rawan
Simulasi flag marshal dilakukan di sepanjang lintasan, terutama di tikungan rawan insiden seperti Tikungan 10, 11, dan 16. Dalam latihan ini, marshal diuji merespons skenario kecelakaan terencana.
Mereka harus cepat mengibarkan bendera kuning, memastikan lintasan aman, lalu memberi tanda hijau agar balapan dapat kembali dilanjutkan.
Selain marshal, tim medis dan petugas evakuasi juga dilibatkan. Koordinasi lintas bagian menjadi kunci agar semua prosedur keselamatan berjalan sesuai standar internasional.
Berlandaskan Standar FIM
Latihan ini mengacu pada regulasi Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM) dan Dorna Sports.
Konsistensi sinyal antarpos menjadi sorotan utama agar pembalap tidak bingung saat melintas.
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, menegaskan bahwa simulasi ini merupakan bagian penting dari persiapan MotoGP.
“Keselamatan adalah prioritas utama dalam sebuah balapan MotoGP. Marshal memiliki tanggung jawab besar, karena mereka adalah mata dan telinga pertama di lintasan. Melalui simulasi ini, kami ingin memastikan seluruh marshal memahami perannya, sigap mengambil keputusan, dan mampu bekerja sama dengan baik,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan investasi jangka panjang agar Indonesia memiliki tenaga marshal berstandar internasional.
Dedikasi Marshal Lokal
Menariknya, sebagian besar marshal merupakan warga lokal Lombok yang sudah berpengalaman sejak MotoGP Mandalika pertama kali digelar pada 2021.
Dengan pengalaman tersebut, mereka kini lebih percaya diri menjalankan peran penting di lintasan dunia.
Selain simulasi flag marshal, Mandalika juga menguji sistem komunikasi, kesiapan marshal start/finish, hingga koordinasi dengan Race Control. Semua langkah ini memastikan gelaran MotoGP berlangsung aman dan tanpa hambatan.
Dengan persiapan matang serta dukungan penuh pemerintah daerah dan pusat, Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 diyakini akan menjadi salah satu seri paling meriah, sekaligus mempertegas posisi Mandalika sebagai sirkuit kebanggaan Asia. (*)